The Moscow Times: Perbankan Rusia Catat Rekor Kerugian 25 Miliar Dolar di Semester Pertama
“Bank-bank yang merugi kehilangan 1,9 triliun rubel dan bank-bank yang masih untung menghasilkan 400 miliar rubel,” kata Dmitry Tulin, wakil ketua pertama Bank Sentral Rusia, mengatakan kepada situs berita RBC dalam sebuah wawancara.
JERNIH—Surat kabar dan situs berita terkemuka Rusia, The Moscow Times, menulis, sektor perbankan Rusia kehilangan 1,5 triliun rubel (24,8 miliar dolar AS) pada paruh pertama tahun 2022. Moscow Times mengutip seorang pejabat tinggi Bank Sentral Rusia, Jumat lalu.
Ini adalah pertama kalinya Bank Sentral mengungkapkan sisi keuangan mereka sejak Moskow menginvasi Ukraina pada Februari lalu.
“Bank-bank yang merugi kehilangan 1,9 triliun rubel dan bank-bank yang masih untung menghasilkan 400 miliar rubel,” kata Dmitry Tulin, wakil ketua pertama Bank Sentral Rusia, mengatakan kepada situs berita RBC dalam sebuah wawancara.
“Jadi, secara aljabar, kami mendapatkan kerugian total 1,5 triliun rubel,” kata Tulin.
Bank Sentral berhenti menerbitkan angka-angka untuk sektor perbankan setelah dimulainya perang dan melarang pemberi pinjaman menerbitkan laporan pendapatan reguler karena pemerintah Barat membekukan aset keuangan Rusia di luar negeri dan memberlakukan sanksi pada bank-bank Rusia.
Kerugian untuk sektor perbankan Rusia adalah kejadian pertama dalam tujuh tahun terakhir, RBC melaporkan.
Tulin mengatakan, seperempat bank Rusia membukukan kerugian pada Januari hingga Juni, sementara tiga perempat bank tetap untung.
Dua pertiga dari kerugian yang terjadi pada semester pertama 2022 ini, atau 1 triliun rubel tersebut, terkait dengan operasi mata uang asing, menurut Tulin.
“Kami dapat mengatakan bahwa kami telah berhasil dengan sedikit korban sejauh ini,” katanya kepada RBC, sembari mengatakan bahwa bank-bank Rusia masih memiliki cadangan sebesar 7 triliun rubel ( 116 miliar dollar AS).
“Sebagian kecil dari cadangan modal ini telah digunakan sebagai akibat dari kerugian ini. Itu bukan harga yang paling mahal untuk mengatasi konsekuensi dari pukulan keras yang diberikan kepada sistem perbankan kita akibat sanksi, ”kata Tulin. [The Moscow Times]