
Mereka yang singgah di restoran Swiss-Kitchen pada September hingga Oktober 2025 akan menemukan suasana yang serupa dengan pesta panen. Meja-meja dipenuhi piring warna-warni: Tuna Bakar Sambal Dabu Dabu Mangga dengan bumbu kuning yang menyengat, berpadu dengan mangga muda yang segar. Harga Rp105 ribu untuk satu porsi seolah menghadirkan lautan dan ladang tropis sekaligus di atas meja makan.
JERNIH– Bandung selalu punya cara sendiri merayakan musim. Di dataran tinggi Dago, ketika udara sejuk membawa aroma pinus dan kabut tipis menyapu rerumputan lapangan golf, Swiss-Belresort Dago Heritage meluncurkan sebuah perayaan kuliner: Harvest Harmony Table. Lebih dari sekadar promosi makanan, inisiatif ini adalah pernyataan tentang bagaimana cita rasa bisa menjembatani manusia dengan musim, keluarga dengan kebersamaan.
“Panen adalah waktu yang penuh berkah, kehangatan, dan berbagi,” kata Gerri Primacitra, general manager Swiss-Belresort Dago Heritage Bandung. “Dengan Harvest Harmony Table, kami ingin menciptakan pengalaman di mana tamu dapat menikmati rasa yang luar biasa sambil merayakan momen bermakna bersama keluarga dan teman. Promosi menu ini merupakan kolaborasi khusus dengan France Indonesie – Le gout de France.”

Aroma Panen di Atas Meja
Mereka yang singgah di restoran Swiss-Kitchen pada September hingga Oktober 2025 akan menemukan suasana yang serupa dengan pesta panen. Meja-meja dipenuhi piring warna-warni: Tuna Bakar Sambal Dabu Dabu Mangga dengan bumbu kuning yang menyengat, berpadu dengan mangga muda yang segar. Harga Rp105 ribu untuk satu porsi seolah menghadirkan lautan dan ladang tropis sekaligus di atas meja makan.
Ada pula Fillet Ikan Dori dengan Saus Tinta Cumi (Rp115 ribu). Hitam legam saus tinta cumi menutupi kelembutan daging ikan, disandingkan dengan kentang, wortel, dan krim. Menu ini adalah dialog antara tradisi lokal dan sentuhan Eropa yang tak dipaksakan, melainkan dibiarkan saling melengkapi.

Untuk pecinta unggas, hadir Daging Ayam Dua Teknik (Rp145 ribu): paha dan dada ayam yang dimasak berbeda, lalu dipertemukan kembali dengan saus rosemary dan kentang tumbuk yang halus. Salad khas Lyon menambah variasi, sementara Chocolate Mousse Cake yang lembut menutup hidangan dengan manis (Rp97,5 ribu).
Dan ketika suhu Dago yang sejuk menusuk tulang, secangkir Saraba (Rp45 ribu) atau Cokelat Panas Gaya Prancis (Rp50 ribu) menjadi penawar paling tepat. Minuman itu tidak hanya menghangatkan tubuh, tapi juga percakapan.
Sejarah yang Menyatu dengan Suasana
Swiss-Belresort Dago Heritage bukan sekadar hotel modern. Lokasinya berada di kompleks Dago Heritage Golf Course—lapangan golf bersejarah yang dibangun pada 1917, salah satu yang tertua di Indonesia. Dari balkon kamar atau pinggir kolam renang, tamu dapat melihat hamparan rumput yang sudah menjadi saksi bisu lebih dari seabad perjalanan Bandung.
Hotel ini punya 161 kamar dengan fasilitas berstandar internasional: kolam renang air hangat bertepi infinity, gym, spa, kids club, wine corner, hingga ruang pertemuan. Namun daya tarik sebenarnya justru pada bagaimana hotel ini menyatukan kemewahan dengan atmosfer Dago yang teduh. Harvest Harmony Table lalu hadir sebagai pelengkap: sebuah pesta kuliner yang seolah menyalin filosofi panen ke dalam bentuk hidangan

Lebih dari Promosi
Setiap musim, hotel-hotel biasanya menggelar promosi untuk menarik tamu. Tapi Harvest Harmony Table mencoba melampaui itu. Ia menjanjikan sesuatu yang lebih personal: ruang untuk berbagi cerita.
Bagi keluarga, ini bisa menjadi tempat merayakan ulang tahun dengan cara berbeda. Bagi sahabat, kesempatan duduk bersama di bawah lampu temaram restoran Swiss-Kitchen sambil mencicipi mousse cokelat dan menyeruput saraba hangat bisa menjadi ingatan yang menempel lebih lama dari sekadar santap malam biasa.
Promosi ini bukan semata-mata tentang makanan, melainkan tentang menciptakan ruang bagi kebersamaan. Seperti panen itu sendiri—di mana orang berkumpul, bekerja sama, lalu bersyukur.
Bandung, Musim, dan Ingatan
Bandung sering disebut kota kreatif, kota kembang, kota yang penuh eksperimen. Harvest Harmony Table hanyalah salah satu potongan kecil dari mosaik itu. Namun ia menyimpan simbol yang lebih luas: bahwa kuliner bukan hanya soal rasa di lidah, melainkan juga soal atmosfer, sejarah, dan kebersamaan.

Di Dago, musim panen kini bisa dirayakan bukan di sawah atau ladang, melainkan di atas meja makan hotel bintang empat. Dan meski lampu-lampu hotel berkilau, aroma kopi, cokelat, dan jahe tetap menyambungkan manusia dengan sesuatu yang paling purba: rasa ingin berbagi.
Swiss-Belresort Dago Heritage dengan Harvest Harmony Table seolah berkata, musim ini bukan hanya tentang alam yang berbuah, melainkan tentang hati yang ingin berjumpa. [ ]






