Solilokui

“Percikan Agama Cinta”: Perjalanan Mencari dan Memberi Makna Hidup

Di setiap keringat yang engkau peroleh tersimpan hak orang lain. Yakinlah, dengan begitu, tujuan hidupmu hanyalah mencari esensi atau makna dalam setiap gerak. Sementara harta, kuasa, atau popularitas dampak belaka.

JERNIH–Saudaraku,

Di atas sketsa kemewahan, engkau umumnya tampak ceria. Tak jarang, engkau demonstrasikan keelokan jeluk-jeluk tubuhmu di ruang-waktu. Meramaikan tontonan, tuna tuntunan. Apalagi masa kiwari, di sudut-sudut kota atau bahkan penjuru-penjuru dusun, engkau hadir bak dagangan yang diperjual-belikan orang-orang dekatmu, bahkan ibumu terkasih, atas nama sekeping kelimpahan.

Deden Ridwan

Aku sedih. Di tengah lapak semacam itu, kebaikan seolah kehilangan rasa tanpa makna. Orang-orang ramai mengerdilkan pesan-pesan langit minus malu. Nilai-nilai kepatutan dalam sebentuk komitmen demi menghargai pengorbanan orang terkasih pun lenyap ditelan bayang-bayang banda. Sebaliknya, pengkhianatan pada diri sendiri dan nilai-nilai yang sebenarnya engkau yakini sebagai obor hidupmu, merajalela. Ya, engkau rayakan kebohongan itu penuh tertawa sambil memparodikan kesalehan.

Di tengah kegetiran itu, aku bersyukur punya pedamping hidup-setia yang tak begitu silau dengan  segala artefak: harta atau kuasa. Bukan berarti engkau membenci semua gemerlap itu, salah besar! Tapi, engkau sadar bahwa hidup itu berjuang menaklukan sekaligus melayani dunia.

Benar, engkau mesti menjadi orang kaya bermanfaat dan bermartabat. Di setiap keringat yang engkau peroleh tersimpan hak orang lain. Yakinlah, dengan begitu, tujuan hidupmu hanyalah mencari esensi atau makna dalam setiap gerak. Sementara harta, kuasa, atau popularitas dampak belaka.

Akhirnya, selamat ulang tahun istriku tercinta: Neng Ella. Ternyata hari istimewamu dirayakan jutaan manusia. Engkau adalah mata air yang membasuh kedalaman langkahku dalam setiap denyut: suka atau duka tetap tertawa.

Terima kasih, engkau tetap setia mendampingiku: membesarkan tiga jagoan hebat bersama cinta. Aku bangga denganmu yang selalu teriak-lantang melawan keangkuhan glamor dunia. I love you… [Deden Ridwan]

Back to top button