SolilokuiVeritas

Psikologi Positif

Riset membuktikan, orang yang melakukan meditasi, puasa, zikir dan sejenisnya secara teratur pada umumnya lebih sadar, kurang stress, lebih sehat, lebih positif, lebih bahagia.

Oleh: Yudi Latif

Saudaraku, kehidupan modern dgn segala ornamen dan gemerlap penampakannya seringkali menyilapkan manusia dari maksud perjalanan, terperangkap dalam kerlap-kerlip lampu dan peta jalan.

Adapun ilmu pengetahuan yang mestinya memandu manusia menyingkap kulit zahiri guna menemukan biji hikmah di jantung batini, kian hari kian tertawan pukau lahiriah.

Yudi Latif

Untuk ribuan tahun lamanya, psikologi didefinisikan sebaga studi tentang ”mental-kejiwaan” (mind), yang dicapai seseorag melalui observasi secara tenang terhadap kejadian mentalnya sendiri yang muncul dan menghilang dari kesadaran. Praktik ini memerlukan usaha tekun, melalui pelatihan mental. Mereka yang konsisten mengamalkannya dalam jangka panjang mencapai kemajuan dalam kesehatan mental, kesadaran, pemikiran dan keputusan.

Sejak 50 tahun lalu, fokus psikologi sedikit bergeser menjadi studi tentang mental-kejiwaan (mind) dan perilaku (behaviour). Lantas lebih mendangkal jadi studi tentang perilaku manusia dan hewan. ”Your mind,” ujar Ted Putnam, ”is now ignored if not lost.”

Psikologi arus utama, di bawah pengaruh sains, memiliki orientasi negatif dengan keasyikannya menggeluti perilaku lahiriah. Kepedulian utama psikologi sekadar bagaimana membuat orang yang mengalami sakit mental dan stres bisa kembali menjalani kehidupan secara “normal”, tak segan melalui bantuan obat.

Beruntung, psikologi yang semula berkembang di Timur pada umumnya memiliki orientasi positif dan berangkat dari perhatian terhadap orang “normal” dalam situasi kehidupan sehari-hari. Kepeduliannya adalah bagaimana menjaga kesehatan mental, tanpa menunggu orang sakit mental terlebih dulu.

Di sini ada dua mental-kejiwaan yang diperhatikan: mental-kejiwaan sehari-hari (everyday mind) yang berfungsi seperti otak. Namun, di balik itu, Psikologi Timur mengakui adanya mental-kejiwaan yang lebih dalam (deeper mind, ultimate mind), yang bersifat non-material yang biasanya terselubung oleh everyday mind. Dengan pelatihan mental semacam meditasi (zikir, yoga), everyday mind bisa dilampaui hingga bisa menjangkau deeper mind.

Riset membuktikan, orang yang melakukan meditasi, puasa, zikir dan sejenisnya secara teratur pada umumnya lebih sadar, kurang stress, lebih sehat, lebih positif, lebih bahagia. []

Back to top button