Solilokui

Tentang Ulama, Tentang Bal’am bin Bauro

Ketika mati, kepala  Bal’am bin Bauro berubah wujud menjadi kepala anjing yang lidahnya menjulur penuh kotoran.

Oleh   : Usep Romli H.M.

Fira’un sudah mati di Laut Merah ketika mengejar Nabi Musa dan Bani Israel kabur dari Mesir (Q.s.Toha:78). Tapi pendukung Fir’aunisme, yang kolonialis imperialis, atheis, anti Tauhid, pemuja aliran sesat, masih berkeliaran. Di antaranya Raja Jalbabiyah di Syam (Suriah). Ia ketakutan menghadapi dakwah Nabi Musa AS, yang sudah selamat menyeberang ke “Tanah yang Dijanjikan”.

Maka Raja Jalbabiyah membujuk Bal’am bin Bauro, seorang ulama termasyhur, agar mau menjadi antek-anteknya. Dengan iming-iming harta kekayaan dan jabat-an sebagai “ulama negara”, Bal’am bin Bauro siap menjalankan perintah. Membela faham Fir’aun hingga titik darah pengabisan. Walaupun yang dibela, jasadnya sudah terkubur di laut dan jiwanya terpanggang di neraka.

Ketika mati, kepala  Bal’am bin Bauro berubah wujud menjadi kepala anjing yang lidahnya menjulur penuh kotoran.

Quran Surat Al A’rof : 175-177 berkisah tentang sosok itu : “Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. (QS. 7:175) Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya, dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (QS. 7:176) Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat dhalim. (QS. 7:177)” (al-A’raaf: 175-177).

Tabiat anjing, mereka akan patuh dan tunduk kepada seorang yang tidak takut kepadanya, dan ia juga akan terdiam seribu bahasa apabila orang yang tidak takut kepadanya itu telah menjinakkannya. Hewan  seperti ini dijadikan perumpamaan oleh Allah bagi orang penerima uang suap untuk mengubah suatu hukum agama yang jelas-jelas telah tertulis di dalam kitab suci.

Karena itu, ayat ini sangat penting untuk dipedomani oleh setiap individu agar tidak terperdaya dengan perbuatannya, menyelewengkan ilmu yang dimilikinya untuk kepentingan-kepentingan tertentu, yang bertentangan dengan hukum Allah dan RasulNya, Muhammad Saw . [  ]

Sumber : Tafsir Qurtubi, jilid 7 dan Tafsir Ibnu Katsir jilid 3.  

Back to top button