cerbung Ukur

  • POTPOURRI

    UKUR

    Ukur pun segera turun, melepaskan kaki dari sanggurdi kudanya. Kedua kuda itu diambil prajurit masing-masing, dibawa ke pinggir. Orang-orang, baik…

    Read More »
  • POTPOURRI

    UKUR

    “Kula hanya ingin agar anak-anak buyut kula tak merasa hina, dalam darahnya mengalir darah seorang pengecut,” kata Umbul Malangbong. Diliriknya…

    Read More »
  • POTPOURRI

    UKUR

    Pegangan atau kode keksatriaan semacam apa yang bisa membenarkan sepasukan prajurit sebuah negara menyerbu sebuah wilayah dan merampok harta bendanya,…

    Read More »
  • POTPOURRI

    UKUR

    Dengan teriakan mengguntur ia babatkan tombaknya memutar, membuat luka sabetan dalam di wajah dua orang serdadu Kompeni asal Bali. “Nagri…

    Read More »
  • POTPOURRI

    UKUR

    Telah lama ia menantikan momen-momen ini, momen seorang prajurit Sunda menghadapi kematian yang nyata di depan. Dulu, sekian ratus tahun…

    Read More »
  • POTPOURRI

    UKUR

    Ia pun seharusnya malu tak berkabar bahwa pasukannya segera memasuki Jakatra karena memang awalnya dia berharap bisa menaklukan kota itu…

    Read More »
  • POTPOURRI

    UKUR

    Sekian ratus prajurit berbondong-bondong menuju benteng Batavia dan Hollandia, lengkap dengan sekian banyak umbul-umbul kerajaan, panji-panji battalion dan sebagainya. Suara…

    Read More »
  • POTPOURRI

    UKUR

    Gelegar pertama meriam yang disulut Kompeni segera membuat nyali para prajurit Sunda ciut. Benar, tak banyak korban jatuh dari tembakan…

    Read More »
  • POTPOURRI

    UKUR

    Kini jarak antara pasukan terdepan dengan benteng itu tak lebih dari empat puluh langkah. Hening, tak terdengar suara apa pun…

    Read More »
  • POTPOURRI

    UKUR

    “Camkan wahai prajurit Sunda, leluhur kita yang perlaya di Tanah Bubat adalah nenek moyang yang memegang teguh amanah, yang menjaga…

    Read More »
Back to top button