Arab Saudi Berharap Indonesia Lanjutkan Kirim Asisten Rumah Tangga
Indonesia menangguhkan pengiriman asisten rumah tangga ke Arab Saudi dan negara-negara lain di kawasan itu pada tahun 2011 setelah eksekusi TKI karena tuduhan membunuh majikannya.
JERNIH – Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Issam Al-Thaqafi berharap Indonesia kembali mengirimkan asisten rumah tangga ke Kerajaan itu dalam waktu dekat itu setelah tertunda hingga 8 tahun.
“Kementerian terkait berusaha untuk menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin. Kedua negara sebelumnya telah menyepakati kesepakatan kembali perekrutan asisten rumah tangga Indonesia tetapi wabah pandemi virus corona telah menunda pelaksanaannya,” katanya. Ia menambahkan, perjanjian tersebut menetapkan bahwa 300 perusahaan akan terlibat dalam proses perekrutan ini.
Kepada Okaz/Saudi Gazette, Ia juga mengatakan bahwa Arab Saudi memberikan 500 beasiswa bagi pelajar Indonesia untuk mendaftar di berbagai universitas di Saudi dalam setahun. Ia mengatakan, jumlah beasiswa Saudi di Indonesia masih terbatas. “Saat ini kami sedang berupaya meningkatkan Saudi center di empat universitas di Indonesia, dan kami juga bekerja untuk memperluas pertukaran budaya dengan universitas-universitas ini,” katanya.
Menurut Dubes, volume pertukaran perdagangan kedua negara tidak sesuai dengan harapan dan aspirasi pimpinan kedua negara. “Indonesia menerima antara 200.000 hingga 250.000 turis Saudi dalam setahun dan semuanya mendapat perhatian dan perawatan dari kedutaan Saudi, dan Departemen Urusan Saudi,” katanya.
Al-Thaqafi juga menyinggung masalah pernikahan beberapa orang Saudi dengan wanita Indonesia setelah mendapat izin dari pihak berwenang sementara yang lain tanpa izin. Dia menggambarkan ini sebagai salah satu masalah pelik yang dihadapi kedutaan Saudi di Indonesia.
“Kedutaan sedang berusaha berkoordinasi dengan pihak berwenang Indonesia untuk menangani pernikahan di luar ruang lingkup izin kedua negara. Masalah pernikahan ini tidak berhenti pada pasangan, tetapi menjangkau anak-anak mereka,” tambahnya.
Patut dicatat bahwa Indonesia menangguhkan pengiriman asisten rumah tangga ke Arab Saudi dan negara-negara lain di kawasan itu pada tahun 2011 setelah eksekusi seorang pembantu rumah tangga yang dihukum karena membunuh majikannya di Saudi. Belakangan, Indonesia sepakat dengan Kerajaan Saudi dan negara-negara Timur Tengah lainnya untuk mengirim pekerja rumah tangga tetapi wabah virus corona membuat kedatangan mereka tertunda. [*]