Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota Abu Dhabi Dicalonkan Sebagai Penerima Nobel Perdamaian
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ada “negara lain yang berbaris” di Timur Tengah untuk berdamai dengan Israel. Trump, yang menjadi perantara Abraham Accords, juga telah dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2021.
JERNIH– Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed al Nahyan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, telah dinominasikan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian, dalam kapasitas keduanya sebagai ujung tombak normalisasi hubungan antara UEA dan Israel.
Peraih Nobel Lord David Trimble, yang dianugerahi hadiah itu pada tahun 1998 atas karyanya dalam mempromosikan perdamaian di Irlandia Utara, menominasikan kedua pemimpin tersebut pada hari Selasa (24/11) sebagaimana kemudian dirilis dan dikirimkan kantor Netanyahu kepada Al Arabiya English.
“Keputusannya untuk mengajukan pencalonan Perdana Menteri Netanyahu (dan Sheikh Mohammed bin Zayed) akan mengarahkan komite untuk membahas masalah tersebut,” kata kantor Netanyahu. Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2021 akan diumumkan Oktober mendatang.
Uni Emirat Arab dan Israel pertama kali mengumumkan bahwa mereka akan menormalisasi hubungan pada 13 Agustus lalu. Perjanjian damai, yang dikenal sebagai Abraham Accords, disahkan pada upacara penandatanganan trilateral dengan negara teluk, Bahrain, di Gedung Putih pada bulan September.
UEA dan Bahrain masing-masing adalah negara Arab ketiga dan keempat yang berdamai dengan Israel setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.
Lebih dari satu bulan setelah upacara penandatanganan, Sudan mengumumkan akan mengikuti langkah tersebut.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ada “negara lain yang berbaris” di Timur Tengah untuk berdamai dengan Israel. Trump, yang menjadi perantara Abraham Accords, juga telah dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2021.
Anggota parlemen Norwegia Christian Tybring-Gjedde, mengajukan nama Trump pada 9 September. “Ini atas kontribusinya bagi perdamaian antara Israel dan UEA. Ini adalah kesepakatan yang unik, ”kata Tybring-Gjedde kepada Reuters saat itu.
Para ahli dan tokoh media sebelumnya menyerukan agar Hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada ketiga pemimpin AS, UEA, dan Israel atas pencapaian kesepakatan bersejarah mereka.
Pakar Timur Tengah, Ghanem Nuseibeh, mengatakan pada saat pengumuman bahwa penghargaan tersebut harus diberikan kepada ketiga pemimpin tersebut. [Emily Judd, Al Arabiya]