Sayap Kanan Sebut Muslim Penyebab Pandemi, Umat Islam Inggris Ketakutan
- Kelompok sayap kanan menggunakan fakta lima dokter pertama yang tewas akibat Covid-19 untuk membangun teori konspirasi bahwa Muslim penyebab pandemi.
- Tell Mama, kelompok pemantau serangan anti-Muslim, mencatat 70 serangan sepanjang Maret 2020.
- Berita palsu bahwa umat Islam diam-diam shalat berjamaah terus mengalir.
London — Seorang wartawan Inggris menulis di Twitter bahwa penyebaran virus korona akan terjadi saat Ramadhan. Muslim Inggris dihantui ketakutan menjadi sasaran serangan Islamophobia.
Andrew Pierce, wartawan tabloid Daily Mail, menulis; “If families gather for holy month of Ramadan will there be a huge spike in Covid cases. Doctors are very worried” (Jika keluarga berkumpul saat Ramadhan, akan ada lonjakan besar dalam kasus Covid-19. Dokter sangat mengkhawatirkan.”
Tweet Pierce pada 13 April itu menimbulkan kemarahan akademisi, jurnalis, dan aktivis. Mereka menuduh Pierce membuat klaim tidak berdasar.
Baca Juga:
— Sebuah Masjid di London Diubah Jadi Tempat Perawatan Pasien Covid-19
— Kali Pertama Radio BBC Siarkan Shalat Jumat
— IHME: 60 Ribu Warga Inggris akan Tewas Akibat Covid-19
Sebuah artikel yang diterbitkan The Times pada hari yang sama membangkitkan sentimen serupa. Meski ada peraturan social distancing, para ahli khawatir terjadi lonjakan kasus Covid-19 selama Ramadhan.
Miqdaad Versi, juru bicara Dewan Muslim Inggris, kepada Al Jazeera mengatakan sangat penting berjaga-jaga terhadap retorika sayap kanan, yang menjadikan Muslim sebagai ancaman bagi seluruh masyarakat.
“Kami telah menyaksikan sejumlah kisah palsu yang dijajakan sejak awal pandemi,” kata Miqdaad. “Salah satunya, semua masjid dibiarkan terbuka dan umat Islam diam-diam berkumpul.”
Terakhir, semua umat Islam akan berkumpul saat Ramadhan, dan akan melawan pedoman pemerintah.
Narasi dibangun di atas fakta bahwa lima dokter pertama yang meninggal akibat akibat virus korona berasal dari latar belakang Muslim. Versi mengatakan sayap kanan sedang menghapus pengorbanan dokter-dokter dan perawat staf media Muslim di garis depan.
Narasi itu, masih menurut Versi, bukan hanya tidak benar tapi berbahaya. “Narasi dibangun untuk merusak kerja besar umat Islam dalam mendukung upaya nasional memerangi Covid-19 di garis depan,” kata Versi.
Menurut Versi, yang bisa dilakukan Dewan Muslim Inggris adalah mendesak komentator arus utama menghindari framing tidak bertanggung jawab, dan sembrono. Terutama saat solidaritas masyarakat menjadi bertambah penting.
Tell Mama, kelompok yang memantau serangan anti-Muslim, melaporkan tujuh puluh serangan terhadap Muslim sepanjang Maret 2020. Kelompok sayap kanan diduga menyebarkan teori konspirasi, untuk menyalahkan Muslim sebagai penyebab pandemi.
Ada beberapa tweet yang enuduh Muslim di Wembley mengabaikan peraturan jarak sosial, dengan shalat di jalanan.