Israel Lakukan Lockdown untuk Cegah Gelombang Kedua Covid
Keputusan tersebut diambil setelah Netanyahu mendengar pendapat dari para ahli, selama dua hari terakhir.
JERNIH-Mulai Jumat (25/9/2020) pemerintah Israel memberlakukan penguncian wilayah (lockdown) nasional selama dua pekan. Perintah ini disampaikan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dalam rangka menghadapi gelombang kedua Covid-19.
“Gelombang kedua virus corona menyerang seluruh dunia. Itu juga menyerang kita. Angka kasus di Israel meningkat, jumlah yang sakit parah meningkat, pun demikian dengan jumlah meninggal,” kata Netanyahu dikutip dari Associated Press.
Menurut Netanyahu, jika Israel tidak segera mengambil langkah-langkah yang sulit, maka mereka akan berada di posisi yang berbahaya. Sehingga pemerintah mengambil langkah lockdown untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Kementerian Kesehatan Israel melaporkan terdapat 6.948 kasus kasus baru pada Rabu kemarin. Angka tersebut merupakan penambahan terbesar sepanjang pandemi Covid-19.
Data di Kementerian Kesehatan Israel juga menyebut terdapat sekitar 658 pasien Covid-19 dalam kondisi kritis. Sementara angka kematian kumulatif mencapai 1.317 orang.
Pejabat Kementerian Kesehatan juga menyebut kapasitas rumah sakit di Israel hampir penuh dan kesulitan menampung pasien, karena jumlah kasus yang terus bertambah.
Namun Israel dipuji banyak pihak karena sejak awal telah bergerak cepat menutup perbatasan dan lockdown ketat sejak awal terjadinya pandemi Covid-19.
Netanyahu berharap pelaksanaan lockdown tersebut cukup dua pekan saja dan untuk selanjutnya dapat diperpanjang namun dengan berbagai kebijakan pelonggaran.
“Kami akan melanjutkan dengan lockdown selama dua minggu lagi, saya harap dengan lebih sedikit pembatasan. Tapi saya katakan itu tergantung pada tingkat infeksi, ” katanya.
Terkait penanganan Covid tersebut, suara di kabinet Israel diketahui terpecah belah terutama terkait pemberlakuan agenda pertemuan publik. Namun Netanyahu tetap mengumumkan kebijakan tersebut setelah dua hari berdebat dengan anggota kabinet.
Dalam penerapan lockdown kedua tersebut, untuk pertama kalinya Sinagog Agung di Yerusalem akan ditutup sejak 1958 selama Tahun Baru Yahudi karena pandemic Covid-19.
Dewan Sinagog Agung mengumumkan penutupan saat Tahun Baru dalam sebuah pernyataan yang diunggah dalam situs resminya. (tvl)