Protokol Kesehatan Dilonggarkan, Penjualan Kondom Meningkat
- Sebelum pandemi covid-19 penjualan kondom menurun.
- Pria usia 18 sampai 24 tahun makin tak suka seks.
- Ada alat kontrasepsi lain pencegah kehamilan.
- Kini, setelah vaksinasi lancar, dan protokol kesehatan dilonggarkan, penjualan kondom meningkat.
JERNIH — AS mulai melonggarkan protokol kesehatan menyusul kian banyak warga menjalani vaksinasi. Penjualan kondom bergerak naik.
IRI, firma riset pasar, mengatakan penjualan kondom meningkat 23,4 persen, menjadi 37 juta dalam empat pekan yang berakhir 18 April, dibanding rentang waktu sama tahun lalu.
Sepanjang 2020, saat pandemi virus korona mulai masuk ke
AS, penjualan kondom menurun 4,4 persen.
Reckitt Benckiser (RBGLY), pembuat kondom Durex, mengatakan produksinya mencatat kenaikan penjualan dua digit selama kuartal terakhir tahun ini, dibanding kuartal yang sama tahunlalu.
Penjualan Durex tumbuh tahun lalu, meski partuh pertama tahun ini pentun tantangan. Sedangkan penjualan tahun 2019 relatif datar.
Preusahaan tidak mengeluarkan angka spesifik untuk Durex, tapi menghubungkan pertumbuhan baru-baru ini dengan aturan jarak sosial yang dilonggarkan.
Laxman Narasimhan, CEO Reckitt Benckiser, mengatakan perusahaanya melihat perbaikan untuk Durex di tempat-tempat yang melonggarkan pembatasan sosial.
Walgreens (WBA) dan CVS (CVS), produsen kondom lainnya, mengatakan penjualan meningkat di toko-toko dalam beberapa pekan terakhir. Seorang juru bicara CVS menyebut pertumbuhan ini substansial, tapi ia tidak memberi data.
Church & Dwight (CHD), pembuat kondom Trojan, mengatakan penjualan tahunini menjanjikan. Menurutnya, situasi telah lama ditunggu.
“Anak-anak usia 18 sampai 24 tahun tidak sabar mendapatkan kehidupan sosial mereka kembali,” kata kepala pemasaran CHD Britta Bomhard.
CEO Matt Farrell mengatakan penjualan kondom diharapkan tumbuh dari tahun ke tahun, karena masyarakat terbuka dan konsumen memiliki mobilitas lebih besar.
Sebelum pandemi, menurutnya, penjualan kondom lesu. Rincinya, penjualan turun 2,4 persen pada tahun 2017, 3,4 persen pada 2019, naik 1,2 persen tahun 2019.
Menurut Church & Dwight, laporan tahunan perusahaan menunjukan tahun 2020 terjadi penurunan penggunaan kondom akibat populasi 18 sampai 24tahun yang lebih rendah, pilihan kontrasepsi alternatif, dan ketakutan terhadap HIV, dan makin sedikit tindakan seks.
Kevin Grundy, analis barang konsumen di Jefferies, mengatakan kondom kehilangan pangsa pasar dalam beberapa tahun terakhir akibat munculnya bentuk kontrasepsi lain untuk mencegah kehamilan.
Penyebab lainnya, menurut peneliti di Universitas Indiana dan Karolinska Institute Swedia, adalah ketidak-aktifan seksual yang meningkat di antara orang dewasa di AS, sedangkan populasi pria usia 18 sampai 24 tahun menurun antara 2000 sampai 2018.
Dalam laporan yang diterbitkan jurnal medis JAMA Network Open, peneliti menghubungkan anak muda AS yang jarang berhubungan seks dengan berbagai faktor, termasuk masa dewasa yang bertunda dan kebangkitan teknologi dan media sosial.
Pria pengangguran, atau memiliki pekerjaan paruh waktu dan berpenghasilan rendah, cenderung tidak aktif secara sekssual. Peneliti juga mencatat pria usia 18 sampai 24 tahun yang tidak aktif secara seksual meningkat dari 18,9 persen antara tahun 2000-2002 menjadi 30,9 persen antara 2016-2018.