Depth

Di Cina, Apple Hapus Aplikasi Al-Quran di Perangkatnya

Kepala eksekutif Apple, Tim Cook, yang dituduh munafik oleh para politisi di AS karena berbicara tentang politik Amerika tetapi tetap diam ‘meneng bhae’ tentang Cina yang melakukan represi terencana atas minoritas Muslim, belum juga bersuara. Benjamin Ismail, direktur proyek di Apple Censorship, mengatakan: “Saat ini Apple sedang diubah menjadi biro sensor Beijing.

JERNIH–Apple telah menghapus salah satu aplikasi Al-Quran paling populer di dunia yang ada di Cina, sebagaimana kemauan pemerintah setempat. Al-Quran Majeed yang ada di  App-Store, tersedia di seluruh dunia, dengan memiliki hampir 150.000 ulasan. Al-quran itu juga digunakan oleh jutaan Muslim pengguna Apple.

BBC menyatakan memahami bahwa aplikasi itu dihapus karena menampung teks-teks keagamaan yang di Cina dipandang illegal. Meski demikian, pemerintah Cina sampai saat ini belum menanggapi permintaan komentar dari BBC.

Penghapusan aplikasi itu pertama kali diketahui oleh Apple Censorship– sebuah situs web yang memantau aplikasi di App Store Apple secara global. Dalam sebuah pernyataan dari pembuat aplikasi, PDMS, pihak perusahaan mengatakan: “Menurut Apple, aplikasi Quran Majeed kami telah dihapus dari App store Cina karena berisi konten yang memerlukan dokumentasi tambahan dari otoritas China”.

“Kami mencoba menghubungi Administrasi Ruang Siber Cina dan otoritas Cina terkait untuk menyelesaikan masalah ini,” kata pernyataan Apple. Perusahaan tersebut mengatakan memiliki hampir satu juta pengguna di Cina.

Partai Komunis Cina secara resmi mengakui Islam sebagai agama di negara tersebut. Namun, Cina telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, dan bahkan genosida, terhadap kelompok etnis Uyghur yang sebagian besar penganut Muslim di Xinjiang.

Awal tahun ini BBC melaporkan bahwa para para pemuka Uyghur telah menjadi sasaran dalam tindakan keras di Xinjiang, Cina.

Apple menolak berkomentar, tetapi mengarahkan BBC ke “Kebijakan Hak Asasi Manusia” perusahaan itu, yang menyatakan: “Kami diharuskan mematuhi undang-undang setempat, dan terkadang ada masalah kompleks yang mungkin tidak kami setujui dengan pemerintah.”

Namun, tidak jelas aturan apa yang dilanggar aplikasi itu di Cina. Pihak pembuat aplikasi Quran Majeed mengatakan, ‘produk’nya itu “dipercaya oleh lebih dari 35 juta Muslim di seluruh dunia.”

Bulan lalu, baik Apple dan Google menghapus aplikasi pemungutan suara taktis yang dirancang oleh pemimpin oposisi Rusia yang dipenjara, Alexei Navalny. Pihak berwenang Rusia mengancam akan mendenda kedua perusahaan tersebut jika mereka menolak untuk menghapus aplikasi tersebut, yang memberi tahu pengguna bahwa mereka dapat menggulingkan kekuasaan partai yang berkuasa.

Cina adalah salah satu pasar terbesar Apple, dan rantai pasokan perusahaan sangat bergantung pada manufaktur Cina.

Kepala eksekutif Apple, Tim Cook, yang dituduh munafik oleh para politisi di AS karena berbicara tentang politik Amerika tetapi tetap diam ‘meneng bhae’ tentang Cina, belum juga bersuara.

Cook pernah mengkritik pelarangan oleh Donald Trump terhadap tujuh negara mayoritas Muslim pada tahun 2017. Namun, ia juga dituduh mematuhi pemerintah Cina untuk berbagai penyensoran, selain tidak secara terbuka mengkritik perlakuan Cina terhadap minoritas Muslim.

The New York Times awal tahun ini melaporkan bahwa Apple menghapus aplikasi di Cina jika dianggap terlarang oleh pemerintah Cina. Topik yang tidak dapat didiskusikan aplikasi itu termasuk ‘Lapangan Tiananmen’, ‘gerakan spiritual Tiongkok Falun Gong’, Dalai Lama’, ‘kemerdekaan Tibet’ dan ‘Taiwan’.

Benjamin Ismail, direktur proyek di Apple Censorship, mengatakan: “Saat ini Apple sedang diubah menjadi biro sensor Beijing. “Mereka perlu melakukan hal yang benar, dan kemudian menghadapi reaksi apa pun dari pemerintah Cina.”

Aplikasi keagamaan populer lainnya, aplikasi Alkitab Olive Tree, juga dihapus minggu ini di Cina. Perusahaan mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah menghapus aplikasi itu sendiri.

“Perangkat Lunak Alkitab Olive Tree diberitahu selama proses peninjauan App Store bahwa kami diharuskan memberikan izin yang menunjukkan otorisasi kami untuk mendistribusikan aplikasi dengan konten buku atau majalah di daratan Cina,” kata seorang juru bicara perusahaan.

“Karena kami tidak memiliki izin dan perlu agar pembaruan aplikasi kami disetujui dan dibagikan kepada pelanggan, kami menghapus aplikasi Alkitab kami dari App Store Cina.”

Jumat kemarin, The Mac Observer melaporkan bahwa Audible, layanan audiobook dan podcast milik Amazon, menghapus aplikasinya dari toko Apple di Cina daratan bulan lalu “karena persyaratan izin.”

Pada hari Kamis, Microsoft mengatakan menutup jaringan sosialnya, LinkedIn, di Cina, mengatakan harus mematuhi aturan pemerintah Cina menjadi semakin ‘rese’.

Keputusan itu diambil setelah situs jejaring karir itu menghadapi pertanyaan karena memblokir profil beberapa jurnalis. [BBC]

Back to top button