Makanya, pengelasan rel kereta cepat Jakarta-Bandung dilakukan dengan metode flas-butt welding menggunakan mesin UN-200 dari Cina. Dan tukang las di Indonesia, dianggap belum mengenal atau ahli menggunakan peralatan tersebut.
JERNIH-Kedatangan tukang las dari Cina guna menggarap proyek kereta cepat Jakarta-bandung, sempat mengundang gemuruh kritik warga tanah air. Tentu saja, sindiran tersebut terlontar ramai di media sosial. Beberapa netizen menilai, apa negeri ini sudah kehabisan ahli penyambung besi?
Menjawab hal tersebut, PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) melalui akun Twitter resmi @KeretaCepatID menyebut didatangkannya para tukang las tersebut lantaran keahlian tukang sambung besi negeri ini dinilai belum mumpuni. Soalnya, guna melengkapi rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) terbaru dengan spesifikasi terbaik, rel 60 berstandar tinggi, tak akan lengkap jika treatment terhadap rel tidak menggunakan standar terbaik pula.
Makanya, pengelasan rel kereta cepat Jakarta-Bandung dilakukan dengan metode flas-butt welding menggunakan mesin UN-200 dari Cina. Dan tukang las di Indonesia, dianggap belum mengenal atau ahli menggunakan peralatan tersebut.
Penggarapannya, dilakukan di Depo Tegalluar Track Laying Base. Dengan begitu, mutu sambungan rel bisa dikontrol.
“Jadi, cara kerja dari Flash-butt welding adalah dengan memanaskan kedua batang rel yang akan disambung dengan mesin UN-200. Setelah mencapai suhu yang dibutuhkan, kedua ujung barang rel tersebut disambung dengan tekanan tertentu hingga benar-benar menyatu dengan sempurna.” tulis akun Twitter itu.
“Tukang Las UN-200 mampu merekam perubahan tekanan dan suhu sambungan selama pemanasan dan pendinginan berlangsung, serta mengidentifikasi sambungan secara otomatis,” kata akun Twitter KCIC melanjutkan.
Jika dihitung-hitung, proyek tersebut memang membutuhkan banyak sekali tenaga kerja baik lokal maupun asing. PT KCIC menyebutkan, ada 2.010 orang pekerja asing dan 13.477 pekerja lokal.[]
