DPR Desak Kemhan Audit Alutsista TNI, Ini Alasannya
JAKARTA – Komisi I DPR RI mendesak Kementerian Pertahanan (Kemhan) melakukan audit alat utama sistem senjata (alutsista) milik TNI. Hal tersebut setelah pesawat latih tempur Hawk 100/200 jatuh di Kabupaten Kampar, Riau.
Anggota Komisi I DPR RI, Willy Aditya, mengatakan audit terhadap alutsista TNI penting dilakukan, sebagai bagian dari penguatan sistem pertahanan nasional. Terlebih, beberapa hari sebelumnya Helikopter angkut MI-17 milik TNI AD jatuh di Kendal, Jawa Tengah.
“Memang sudah banyak pengembangannya hingga 2002. Sebagai pengguna perlu memeriksa semua alutsista yang dipakai,” ujarnya di Jakarta, Selasa (16/6/2020).
Dalam kerangka pembangunan sistem pertahanan yang komprehensif, Kementerian Pertahanan perlu mengkaji kembali setiap peralatan sistem pertahanan yang digunakan Indonesia.
“Audit sistem pertahanan ini mendesak dilakukan, karena perkembangan ancaman pertahanan terus berubah. Peralatan dan perlengkapan yang dipakai TNI harus menyesuaikan dengan situasi kekinian, termasuk pesawat yang dipakai,” kata dia.
“Kejadian berturut-turut ini harus mendapat perhatian serius,” Aditya menambahkan.
Willy menjelaskan, anggaran pertahanan dalam APBN beberapa tahun ke belakang selalu menempati salah satu yang tertinggi. Walau demikian anggaran tersebut harus berbagi dengan banyak lembaga. Oleh karena itu, audit sistem pertahanan dapat menjadi dasar bagi DPR untuk menyetujui pertambahan anggaran untuk penyediaan alutsista.
“Saya rasa DPR akan menyetujui penambahan anggaran alutsista jika audit komprehensif dilakukan termasuk hasil investigasi terhadap sejumlah kecelakaan alutsista. Jadi anggaran yang dikeluarkan itu akan punya dasar yang kuat,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI Fajar Adriyanto, membenarkan kecelakaan pesawat tempur jenis BAE Hawk 209 dengan nomor registrasi TT-0209, Kabupaten Kampar, Riau.
“Pada hari ini pukul 08.13 WIB telah terjadi kecelakaan pesawat tempur jenis BAE Hawk 209 dengan pilot Lettu Pnb Apriyanto Ismail dari Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn) Pekanbaru,” kata Fajar dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (15/6/2020).
Dalam kejadian itu, sang pilot berhasil melontarkan diri dari pesawat menggunakan ejection seat dan dalam kondisi selamat.