Crispy

Duuh, Giliran Massa Pakistan Serang dan Bakar Kuil Hindu

Insiden terjadi beberapa pekan setelah pemerintah mengizinkan minoritas Hindu membangun kuil baru di Islamabad atas rekomendasi dewan ulama, di tengah banyak persoalan menimpa masjid-masjd di India

JERNIH—Sekelompok massa di Pakistan barat telah menyerang dan membakar tempat suci Hindu berusia seabad, yang memicu kecaman dari pejabat tinggi dan komunitas Hindu di negara mayoritas Muslim itu. Insiden itu terjadi Rabu (30/12) lalu di sebuah desa terpencil di Distrik Karak, sekitar 100 kilometer tenggara Peshawar, ibu kota Provinsi Khyber Pakthunkhwa.

“Ini bukan insiden pertama dari jenisnya. Sayangnya, intoleransi terhadap agama minoritas telah tumbuh di Pakistan selama lima tahun terakhir, dengan lebih seringnya serangan di tempat-tempat ibadah,” kata aktivis hak-hak Hindu Kapil Dev. Kapil lupa menghubungkan hal itu dengan intoleransi yang sama dihadapi banyak masjid di India.

Insiden itu terjadi beberapa minggu setelah pemerintah mengizinkan minoritas Hindu untuk membangun kuil baru di Islamabad atas rekomendasi dewan ulama. Ulama Muslim setempat telah mengatur apa yang mereka katakan kepada polisi akan menjadi protes damai terhadap dugaan perluasan tempat suci, kata Rahmatullah Wazir, seorang petugas polisi di kota itu.

Dia menambahkan bahwa para ulama yang memimpin protes akhirnya melakukan “pidato provokatif”, setelah itu massa menyerang situs tersebut.

Protes perluasan kuil

Kepala polisi distrik setempat, Irfanullah Khan, mengatakan kebencian terhadap tempat suci, yang tidak digunakan secara teratur, telah muncul selama bertahun-tahun, terutama setelah pekerjaan renovasi baru-baru ini dilakukan.

“Polisi telah menangkap 20 orang, dan dengan bantuan video kami akan melacak lebih banyak pelaku,” kata Khan. Khan, dikutip surat kabar Dawn, mengatakan kurator kuil itu “diam-diam” memperoleh rumah di sebelah properti itu.

Para pengunjuk rasa segera menentang pembangunannya karena mereka berasumsi bahwa tempat ibadah  itu diperluas. Dia mengatakan massa menghancurkan rumah yang sedang dibangun itu, karena tempat suci di sebelahnya juga mengalami kerusakan “secara bersama-sama”.

Kepada AFP, Kamran Bangash, menteri informasi provinsi tersebut, mengonfirmasi serangan dan kebenaran video yang dilihat di media sosial. “Kami percaya pada kebebasan beragama dan mereka yang terlibat tidak akan luput,” kata Bangash.

Serangan itu mendapat kecaman keras dari aktivis hak asasi manusia dan menteri hak asasi manusia Pakistan, Shireen Mazari. Di Twitter mazari mengutuk keras pembakaran kuil Hindu itu dan mendesak pejabat penegak hukum untuk memastikan penangkapan mereka yang terlibat. Mazari mengatakan, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk “memastikan keselamatan dan keamanan semua warga kami & tempat ibadah mereka”.

Situs itu pertama kali dibangun pada awal 1900-an sebagai tempat pemujaan. Tetapi komunitas Hindu setempat pergi pada 1947—seiring pemisahan India-Pakistan–dan pada 1997 situs itu diambil-alih Muslim setempat.

Pada 2015, Mahkamah Agung Pakistan memerintahkan agar kuil tersebut dikembalikan kepada komunitas Hindu dan kuil itu dibangun kembali, dengan syarat tidak akan pernah diperluas.

Hindu adalah mayoritas non-Muslim terbesar di Pakistan, negara yang memperoleh kemerdekaan dari pemerintahan Inggris pada tahun 1947, ketika anak benua itu dibagi menjadi Pakistan yang mayoritas Muslim, dan India yang mayoritas Hindu.

Polisi di Pakistan telah menangkap puluhan orang dalam penggerebekan sehari setelah Kuil Shri Paramhans Ji Maharaj Samadhi, itu dibakar dan dirusak parah massa.

Komunitas Hindu di Pakistan saat ini kurang dari dua persen dari 200 juta orang Pakistan. Irfanullah Khan—kepala polisi distrik setempat mengatakan, mereka telah merencanakan untuk memperluas kuil sebagai bagian dari renovasi. Sesuatu yang sebenarnya terlarang menurut putusan Mahkamah Agung Pakistan tahun 2015.

Menurut para saksi, massa dipimpin seorang ulama lokal dan pendukung partai Jamiat Ulema-e-Islam Pakistan. Menteri Urusan Agama Noorul Haq Qadri menyebut serangan itu sebagai “konspirasi melawan kerukunan beragama”.

Menteri Agama itu mencuit di Twitter, mengatakan serangan terhadap tempat ibadah kelompok agama minoritas dilarang dalam Islam dan “perlindungan kebebasan beragama minoritas adalah tanggung jawab agama, konstitusi, moral dan nasional kami”.

Perdana Menteri Imran Khan telah meyakinkan minoritas Pakistan akan keselamatan mereka. “Saya ingin memperingatkan, bahwa siapa pun di Pakistan yang menargetkan warga non-Muslim atau tempat ibadah mereka, akan ditangani secara ketat. Minoritas kami adalah warga negara yang setara di negara ini,” kata Imran Khan dalam sebuah cuitan, Februari lalu. [Al-Jazeera /Al-Masdar News]

Back to top button