Crispy

Erdogan ‘Hapus’ Identitas Sekularisme Turki di Taksim Square

  • Saat menjadi walikota Istanbul, Erdogan bertekad mendirikan masjid di Taksim Square.
  • Setelah dua dekade berkuasa di Turki, Erdogan mewujudkannya.

JERNIH — Persiden Recep Tayyip Erdogan, Jumat 28, meresmikan masjid megah di jantung sekularisme Turki di Istanbul yang menandai identitas relijius negara itu.

Masjid Taksim, dengan kubah setinggi 30 meter, berdiri secara simbolis di Taksim Square — monumen sekularisme Republik Turki yang didirikan Mustafa Kemal Ataturk.

Selama sekian puluh tahun monumen sekularisme ini terjaga. Tidak ada masjid, atau simbol-simbol keagamaan, di sekitarnya. Setelah dua dekade pemerintahan Erdogan, Taksim Square bukan lagi simbol negara sekuler.

Usai peresmian yang ditandai shalat Jumat dengan ribuan jamaah, Erdogan mengatakan; “Penyelesaian pembangunan masjid menandai puncak mimpi Turki bahwa azan akan terdengar di sini, sampai akhir zaman.”

Erdogan mengatakan sebelum pembangunan masjid empat tahun lalu tidak ada ada orang shalat di situs itu. “Para jamaah mencoba shalat di sini di atas selembar surat kabar bekas, secara harfiah seperti kandang ayam,” katanya.

Pembangunan masjid dimulai 2017 dalam proyek yang diperjuangkan Erdogan, seorang Muslim taat dari Partai AK yang Islami. Sebelumnya, rencana pembangunan menimbulkan debat publik dan perjuangan di pengadilan.

Di Twitter, sebuah video yang menunjukan Erdogan tahun 1994, saat dia menjadi walikota Istanbul. Dalam video itu Erdogan mengatakan, ambil menunjuk ke satu lokasi, mengatakan akan membangun masjid di tempat itu.

Masjid ini hanya satu banyak proyek serupa yang digagas Erdogan. Satu masjid dibangun di puncak bukit menghadap ke sisi Asia kota Istanbul.

Pendukung pembangunan masjid mengatakan tidak ada cukup tempat ibadah Muslim di pusat kota Istanbul yang terkenal sibuk. Para penentang melihatnya sebagai pemaksaan simbol relijius di alun-alun, membuat pusat budaya Ataturk yang dihancurkan.

Masjid mampu menampung 4.000 jamaah. Ada ruang pameran, perpustakaan, parkir mobil, dan dapur umum.

Koran pro-pemerintah memuji masjid itu seraya menyebut pengkritiknya sebagai orang takut merayapi relijiusitas.

Back to top button