Indonesia Niat Borong 15 Eurofighter Thypoon EF2000 eks Austria
Austria – Sebuah surat bertanda tangan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto tertuju kepada Menter Pertahanan Austria Klaudia Tanner. Surat itu berisi minat Kemenhan untuk membeli 15 unit pesawat tempur kebanggaan Eropa Eurofighter Thypoon.
Austria sendiri memiliki beberapa unit Eurofighter dan membeli sejumlah pesawat pada 2002. Pesawat ini dipilih setelah keputusan meniadakan pembelian Saab Gripen dan F-16.
Indonesia memang pernah berminat membeli pesawat yang digagas atas kerjasama empat negara Eropa ini (Jerman, Inggris, Italia dan Spanyol). Eurofighter Thypoon hendak dibeli untuk menggantikan F-5 Tiger yang sudah tua. Bahkan kala itu mockup pesawat Thypoon pernah masuk hangar PT Dirgantara Indonesia.
Namun tampaknya pemerintah waktu itu lebih memilih Shukoi SU-35 yang skuadronnya terletak di Makassar.
Kini pemerintah kembali mengincar Eurofighter Thypoon EF2000 eks Austria tersebut. Dengan 15 unit akan memodernisasikan alutsista TNI AU.
Eurofighter Thypoon EF2000 dilengkapi dengan dua mesin Eurojet EJ2000 afterburning turbofan sehingga mampu mencapai kecepatan mach 2.4 atau sekitar 2.450 km per jam.
Tadinya Austria hendak membeli 18 unit pada 2002. Namun hanya disetujui 15 unit. Austria harus menebus sebesar 114 juta euro per unit Eurofighter. Di sisi lain, Austria hanya memiliki 12 pilot yang bisa menerbangkan Thypoon.
Sebuah kebijakan baru Kementerian Pertahanan Austria pada 2017 berniat menggantikan ke-15 Eurofighter Thypoon yang telah berusia 18 tahun itu. Kemungkinan Austria akan menggantikan dengan Gripen atau F16.
Jumlah yang dibeli oleh Austria sebenarnya sangat sedikit. Inggris merupakan negara yang paling banyak memesan dengan 160 unit. Masing-masing tersebar di 11 skuadron. Disusul Jerman yang kini mempunyai 143 unit yang ditempatkan di empat skuadron.
Sementara negara Asia yang menggunakan Eurofighter Thypoon antara lain Kuwait (28 pesawat), Qatar (24 unit), Oman (12 unit), dan Arab Saudi (72 unit).
Pesawat ini merupakan salah satu jenis pemilik sayap delta dengan bentang mencapai 10,95 meter. Sedangkan panjangnya mencapai 15,96 meter.
Semula Prancis sempat ambil bagian dalam proses perencanaan. Namun kemudian mengundurkan diri karena ketidaksepakatan dalam hal otoritas desain dan persyaratan operasional. Prancis sendiri belakangan mengembangkan Dassault Rafale, yang rancang bangunnya menyerupai Eurofighter Thypoon.
Kendati mampu mengusung bahan bakar seberat 4.996 kg namun Eurofighter Typhoon adalah pesawat yang sangat lincah, dirancang untuk menjadi dogfighter yang sangat efektif dalam pertempuran. Pesawat ini juga dilengkapi berbagai peralatan untuk untuk melakukan misi serangan udara kepermukaan. Bahkan cukup fleksibel untuk mengangkut berbagai persenjataan dan peralatan yang berbeda, termasuk Storm Shadow dan rudal Brimstone.
Thypoon memulai debut tempurnya selama intervensi militer 2011 di Libya oleh Royal Air Force (RAF) Inggris dan Angkatan Udara Italia. Pesawat ini banyak melakukan misi pengintaian udara dan serangan darat. (*)