Crispy

Iran Klaim Vaksin Barekat Ampuh Jinakkan Virus Korona Strain Inggris

  • Vaksin Barekat, buatan dalam negeri, masih menjalani uji klinis.
  • Mei 2021, Iran berharap bisa produksi 2 juta dosis vaksin dalam negeri.
  • Untuk kebutuhan jangka pendek, Iran beli vaksin Sputnik dari Rusia.

JERNIH — Iran mengklaim kandidat vaksin buatannya ampuh melawan varian virus korona yang ditemukan di Inggris.

Hassan Jalili, pejabat kesehatan Iran dan pengawas produksi vaksin lokal, mengatakan tes sampel darah penerima dua dosis Barekat — nama vaksin buatan Iran — memperlihatkan hasil menjanjikan.

Vaksin diproduksi di Setad, sebuah organisasi yang berada di bawah Ayatollah Ali Khamenei — pemimpin tertinggi Iran

“Tes menunjukan plasma darah menunjukan vaksin mampu menjinakkan virus mutasi varian Inggris,” kata Jalili.

Monoo Mohraz, anggota senior satuan tugas Covid-19, membenarkan kabar itu. “Kementerian Kesehatan iran memberikan sampel virus mutasi Inggris yang memiliki tingkat infeksi 70 persen lebih tinggi kepada peneliti di Setad,” kata Mohraz.

“Vaksin Barekat mampu menjinakkan virus itu,” katanya.

Awal pekan ini Menteri Kesehatan Saeed Namaki mengatakan varian Inggris ditemukan dalam tujuh kasus. Semuanya adalah penumpang pesawat dari Belanda.

Iran menyuntikan vaksin Barekat ke tiga penerima pertama pada 29 Desember 2020. Salah satunya adalah putri ketua Setad. Dua lainnya eksekutif Setad.

Ini dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, betapa Iran serius memproduksi vaksin.

Setelah tiga pertama menerima vaksin, 32 orang berikutnya menjadi relawan untuk menerima satu dari dua suntikan. Relawan berikutnya juga menerima suntikan pertama. Jadi total keseluruhan terdapat 56 relawan.

Produksi Lokal

Pejabat Setad mengatakan Iran akan memproduksi satu sampai dua juta dosis Barekat sebelum akhir tahun kalender Iran yang berakhir Maret 2021.

Dua bulan setelah itu, produksi akan ditingkatkan menjadi 10 juta dosis.

Barekat bukan satu-satunya vaksin yang akan diproduksi dan diuji coba. Masih ada dua kandidat vaksin lagi. Tidak tahu kapan dua kandidat vaksin akan diuji coba.

Untuk jangka pendek, Iran menggunakan vaksin Sputnik V untuk memvaksinasi warganya. Dosis pertama Sputnik V tiba di Iran, Sabtu 30 Januari.

Iran juga mencoba memenuhi kebutuhan vaksin dengan mengikuti skema Covax, inisiatif yang digagas WHO, dan sedang berunding dengan Cina dan India.

Cara ini ditempuh Iran karena Ayatollah Ali Khamenei melarang impor vaksin dari negara-negara Barat.

Back to top button