Militer Myanmar tak Akan Memvaksinasi Muslim Rohingya
- Rohingya tidak punya ID kewarganegaraan, dan tidak akan menerima vaksin.
- Di Rakhine, sejumlah Muslim menerima vaksin tapi bukan Rohingya.
- Belum ada perhatian dari lembaga internasional.
JERNIH — Junta militer Myanmar tidak memasukan Muslim Rohingya ke dalam program vaksinasi Covid-19 nasional.
“Mereka tidak ada dalam daftar vaksinasi saatini,” kata U Hla Thein, juru bicara junta militer Myanmar. “Prioritas saat ini adalah warga negara. Kami akan memvaksinasi semua warga negara tanpa pandang agama dan ras.”
Alasan lain, menurut Hla Thein, vaksin dibeli dengan dana publik. Jadi, warga negara harus diprioritaskan.
Meski telah ada di negara bagian Rakhine sekian ratus tahun, Muslim Rohingya tidak pernah dianggap sebagai warga negara sejak militer berkuasa setengah abad lalu. Muslim Rohingya menjadi komunitas tanpa negara.
“Hanya pemegang ID kewarga-negaraan yang akan menerima vaksin,” kata Hla Thein, yang juga pengacara negara bagian. “Namun kami memberikan perawatan Covid-19 kepada semua orang.”
Ratusan ribu Muslim Rohingya memadati kamp-kamp pengungsi di sepanjang pantai di Sittwe. Mereka lari dari desa-desa sejak 2012, ketika kerusuhan sektarian menargetkan mereka.
Selama tiga bulan terakhir mereka tidak menerima bantuan, kekurangan pangan, dan terancam kelaparan. Mereka tersiksa di kamar kumuh karena tidak boleh berkeliaran akibat pembatasan Covid-19.
Kini, mereka tidak termasuk penerima vaksin. Daw Nyo ye, ketua jaringan wanita Rakhine, mengatakan setiap orang harus memiliki akses ke vaksin Covid-19 atas dasar kemanusiaan.
“Covid-19 adalah pandemi. Semua orang harus divaksinasi. Siapa pun, terlepas warna kulit, ras, dan keyakinan mereka,” kata Nyo Aye kepada The Irrawaddy. “Rohingya juga harus menerima vaksin.”
Myanmar sejauh ini menerima 4,5 juta dosis vaksin Covid-19 dari Cina, dan telah digunakan untuk memvaksinasi penduduk berusia 65 tahun ke atas di seluruh negeri.
Negara bagian Rakhine mendapatkan 90 ribu dosis, dan digunakan untuk memvaksinasi semua etnis kecuali Rohingya. “Di Maungdaw, kami memvaksinasi kelompok populasi prioritas termasuk Muslim,” kata Dr Nu Cathy San.
Muslim yang mendapatkan vaksin tentu saja bukan Rohingya, tapi dari etnis lain. Jika Rohingya, mereka tidak akan mendapat status kewarga-negaraan.
Rakhine melaporkan 3.400 kasus Covid-19, dengan 290 kematian. Tidak diketahui berapa kasus di kamp pengungsi Muslim Rohingya.