Murid SDN Ciloma Kini Sekolah Lebih Mudah dan Terhindar dari Buaya
Perahu Bantuan Ridwan Kamil
Sebelumnya tidak mudah bagi 70 murid SDN Ciloma untuk belajar di sekolah. Setiap hari mereka harus menumpang perahu kayu yang lewat untuk pulang dan pergi ke sekolah.
JERNIH – Murid SDN Ciloma di Kabupaten Sukabumi tak sulit lagi untuk pergi ke sekolah menyeberangi Sungai Cikaso. Kini ada bantuan satu unit perahu untuk antar jemput murid sekolah dasar tersebut dari Jabar Quick Response (JQR), misi kemanusiaan yang dibentuk Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Sebelumnya tidak mudah bagi 70 murid SDN Ciloma untuk belajar di sekolah. Setiap hari mereka harus menumpang perahu kayu yang lewat untuk pulang dan pergi ke sekolah. Sungai Cikaso adalah satu-satunya akses menuju sekolah yang berlokasi di kampung Ciloma Desa Cibitung Kecamatan Cibitung Kabupaten Sukabumi itu.
Tak hanya jarak dan akses menuju sekolah yang menjadi hambatan, habibat buaya di wilayah sungai juga menjadi ancaman tersendiri bagi murid-murid sekolah yang tiap hari harus berangkat menyeberangi sungai tersebut.
Ketua Umum Jabar Quick Response (JQR) Bambang Trenggono menyebutkan pemberian perahu antar jemput murid SDN Ciloma Sukabumi merupakan bukti kasih sayang dari seorang pemimpin Ridwan Kamil. “Kang Emil berusaha sekuat tenaga ingin mewujudkan semua harapan warganya khususnya kebutuhan kebutuhan primer atau dasar,” kata dia, Senin (24/1/2022).
Bambang mengatakan, sebelumnya SDN Ciloma ini jarang mendapatkan perhatian, sebab akses dan jarak yang sangat jauh. “Namun Kang Emil mengatakan justru warga Jabar yang jauh jaraknya ini harus jadi prioritas, agar diperlakukan seadil adilnya,” ucapnya.
Harapan Bambang, kasus seperti ini disikapi seadil adilnya, agar seluruh warga Jabar merasakan hasil dan kinerja pemerintahan. “Biasanya orang orang yang mudah terjangkau saja yang merasakan dampak kerja pemerintahan. ini juga bisa menerjemahkan sila ke 5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, ” katanya.
Kordinator operasional JQR Irvan Hilmy mengatakan sekolah ini terletak di pinggir Sungai Cikaso ke arah muara laut kidul. Perjanan dari dermaga Cikaso sekitar 1 jam perjalanan dengan menggunakan perahu mesin atau sampan. Sedangkan para siswa siswi yang bersekolah di SD Ciloma mayoritas menyebrang Sungai Cikaso pulang pergi dikarenakan letak sekolah SD Ciloma bersebrangan dengan tempat tinggal mereka.
“Sekolah sendiri belum memiliki alat transportasi (perahu) sehingga murid harus menunggu perahu lain yang melintas dan memiliki tujuan yang sama, tidak jarang siswa pun sering kesiangan. Siswa yang berasal dari Desa Sumberjaya (sebrang sekolah) pun juga harus menyebrang menggunakan perahu warga,” ujar Irvan.
Menurut Irvan, JQR segera merespons setelah menerima laporan dari masyarakat dengan melaksanakan proses survey. Memastikan kebenaran informasi sekaligus menggali data kebutuhan di lokasi. Dari hasil survey itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menginstruksikan JQR untuk memberikan bantuan perahu antar jemput untuk para murid di SDN Ciloma.
Berkat kolaborasi antara JQR dan WeCare.id, murid dan guru SDN Ciloma tidak lama lagi akan memiliki perahu, pasalnya, menurut Irvan, perahu tersebut telah dalam proses akhir pengerjaan. Model perahu yang akan diberikan adalah perahu dengan menggunakan mesin.
“Tim Jabar Quick Response mengunjungi tempat pembuatan perahu, kurang lebih hampir 80 persen rampung,” ujarnya.
Irvan melanjutkan, masyarakat di sekitar SDN Ciloma mayoritas berprofesi petani, dan sebagian penyadap gula merah. Di waktu tertentu musim ikan masyarakat memanfaatkan sumber daya sungai untuk menangkap ikan, udang, dan impun untuk dikonsumsi dan sebagian di jual untuk kebutuhan sehari-hari.
Kepala Sekolah SDN Ciloma Usef Ruswanda sangat berterimakasih atas bantuan perahu tersebut. dirinya bercertia jika sekolah tempat dirinya mengabdi dibangun pada tahun 1984. SDN Ciloma menampung siswa dari Desa Sumberjaya Kecamatan Tegalbuleud dan Desa Cibitung.
Dengan segala keterbatasan dirinya bersama 3 guru honorer tetap menjaga semangat untuk mengajar. Setiap hari dirinya juga menggunakan perahu untuk menuju sekolah dari kediamannya. “Sekitar 40 menit sampai sejam perjalanan, bolak balik setiap hari,” ujarnya. [*]