Otoritas Suriah Tangkap Loyalis Bashar al-Assad dan Pembantai Ribuan Tahanan Berjuluk ‘Si Gila Saydnaya’

- Mayor Jenderal Mohammed Kanjou Hassan mengontrol peradilan militer yang memvonis mati ribuan tanahan.
- Di bawah pengawasannya, pengadilan ribuan tahanan berlangsung tiga menit, selanjutnya eksekusi mati.
JERNIH — Otoritas baru Suriah, Kamis 26 Desember, menangkap Mayor Jenderal Mohammed Kanjou Hassan — perwira rezim terguling Bashar al-Assad berjuluk ‘Si Gila Saydnaya’.
Situs barran.press memberitakan Kanjou Hassan ditangkap di Desa Kharbat al-Ma’za di selatan Tartus. Sehari sebelumnya, penangkapan mantan direktur penjara Saydnaya yang memvonis brutal ribuan tahanan ini diwarnai bentrok senjata.
Sebanyak 14 serdadu otoritas baru Suriah tewas dalam adu senjata sengit itu. Tiga kaki tangan Kanjou Hassan juga tewas. Pengejaran terhadap buron nomor wahid terus berlanjut.
Suhail al-Hassan, saudara laki-laki Kanjou Hassan, mengorganisir penduduk Kharbat al-Ma’za untuk melakukan perlawanan. Ia piawai menjalankan taktik perang, yang membuat serdadu otoritas Suriah butuh waktu ekstras menghadapinya.
Otoritas Suriah mengepung Desa Kharbat al-Ma’za, menangkap sejumlah penduduk, dan memojokan Kanjour dan Suhail al-Hassan. Namun, tidak ada kabar apakah Suhail al-Hassan juga tertangkap.
Si Gila Saydnaya
Lahir di Kharbat al-Ma’a 1960, Kanjou Hassan adalah tokoh kunci pelanggaran hak asasi manusia terkait Penjara Saydnaya — simbol kebrutalan rezim Bashar al-Assad. Ia memegang beberapa posisi berpengaruh, termasuk direktur Peradilan Militer dan Kepala Pengaidlan Lapangan.
Ia memagang gelar sarjana hukum, yang membuatnya cepat naik pangkat. Maret 2011, ketika protes damai meletus dan direspon dengan peluru, Kanjou Hassan menjabat jaksa militer di Damaskus. Ia mengawasi persidangan yang memvonis mati ribuan warga sipil dan personel militer.
Televisi Suriah melaporkan Kanjou Hassan berkolusi dengan kepala cabang keamanan, untuk memastikan kesaksian para tahanan — mencakup tuduhan penyerangan ke lokasi militer dan memfasilitasi hukuman mati untuk orang tak bersalah — tidak bocor ke luar.
Para tahanan sering dipaksa menandatangani pengakuan tanpa memahami isinya, dan menyebabkan hukuman berat.
Di bawah pengawasan Kanjou Hassan, persidangan berlangsung singkat. Lebih jelasnya, setiap sidang hanya berlangsung tiga menit, yang membuat para terdakwa tak punya kesempatan membela diri sebelum dieksekusi.
Meski persidangan melibatkan banyak hakim, peran Kanjou Hassan sangat dominan. Ia memaksakan persidangan secepatnya, bahkan hanya menghadirkan terdakwa dan pembacaan vonis.
Sejumlah penyintas mengatakan Kanjou Hassan akan mengubah dakwaan terhadap para tahanan, kecuali mereka yang yang mendapat pengampunan persiden.
Laporan Pusat Dokumentasi Suriah menyebutkan Kanjou Hassan memperlakukan tahanan secara tidak manusiawi. Ia juga memeras keluarga korban, yang membuatnya mampu mengumpulkan kekayaan dalam jumlah besar.
Loyalis garis keras Bashar al-Assad ini mendapat pangkat mayor jenderal, dan bertanggung jawab atas ribuan kematian. Koalisi pemberontak Suriah menempatkan Kanjou Hassan dalam daftar buruan sejak 8 Desember, atau pada jam-jam pertama penaklukan Damaskus.