Moron

Kritik Prabowo Soal Rencana Pembelian Alutsista, PSI Dianggap Tak Paham

Apa yang disampaikan PSI dalam kritiknya terhadap Menhan Prabowo Subianto, dianggap akibat gagal paham sebab semua sudah dipublikasikan di halaman mesia sosial Kemenhan.

JERNIH-Partai Solidaritas Indonesia (PSI), kembali melontarkan kritik pedasnya. Kali ini yang disasar, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Namun bukannya tepat sasaran, apa yang disampaikan partai yang katanya milik kawula muda itu, malah menjadi bumerang. Sebab Pengamat Pertahanan dan Keamanan, malah menilai kalau PSI tak paham duduk perkara sebenarnya.

Juru Bicara PSI, Rian Ernest bilang, kalau Prabowo tak perlu jor-joran belanja pesawat tempur. Sebab musuh bangsa saat ini adalah virus dan senjata yang dibutuhkan adalah obat dan vaksin.

“Pak Prabowo Subianto, apakah layak kita jor-joran belanja pesawat tempur sekarang? Musuh kita sekarang virus, senjata yang dibutuhkan obat dan vaksin,” kata Rian.

Kemudian, Rian meminta Menhan Prabowo transparan ke publik soal rencana pembelian alutsista dengan merilis rencana strategi, dasar kebijakan dan lain sebagainya.

“Sikap terbuka itu bisa dimulai dengan merilis rencana strategi pembelian Alutsista. Apa saja yang mau dibeli, apa dasar kebijakannya, dan seterusnya,” katanya melanjutkan.

Dari situ, Pengamat Perahanan dan Keamanan Robi Sugara, memberi dua catatan penting terkait kritik yang disampaikan PSI tersebut. Pertama, rencana pembelian pesawat sudah dipublikasikan secara resmi di halaman media sosial Kementerian Pertahanan, dan pembelian itu merujuk pada perencanaan yang sudah dilakukan Kemenhan. Maka, PSI tak perlu lagi meminta Prabowo bersikap transparan atas rencana tersebut, apalagi perwakilannya di Parlemen bakal dengan mudah meminta detail kontraknya.

Catatan kedua yang mungkin bisa dipahami PSI, rencana pembelian jet tempur Dassault Rafale dan F-15 dalam konteks strategi pertahanan, Robi bilang sudah tepat. Sebab ada ancaman bersifat tradisional dan non tradisional.

Lagi-lagi, Robi menganggap PSI tak paham dua model ancaman yang sedang dihadapi negeri ini. Sederhananya kata dia, ancaman tradisional itu bersifat militer. Sedangkan non tradisional antara lain, sperti wabah Corona.

Seperti diberitakan Viva, saat ini bukan hanya Indonesia yang tengah mengalami ancaman non tradisional Corona. Tapi, seluruh negara di dunia hingga mengancam perekonomiannya masing-masing. Hanya saja, terkait konflik di Laut Cina Selatan dengan kehadiran AUKUS (Australia, United Kingdom, United State of America), pembelian jet tempur adalah langkah tepat dan moderat.

Disebut tepat, lantaran menurut Robi, hal ini secara tak langsung merespons kehadiran AUKUS di Asia Pasific. Terlebih, Australia dikabarkan akan mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir buatan Amerika yang sudah pasti bakal membahayakan pertahanan laut Indonesia.

Sementara langkah moderatnya, dengan membeli jet tempur SU-35 buatan Rusia dan F-35 buata Amerika, bukan hanya soal pertimbangan harga yang perlu diperhatikan. Namun dampak tekanan dari kedua negara tadi juga yang disimak Menhan Prabowo.

“Dan sekaligus Kemenhan juga sedang mengincar dua kapal selam Scorpene buatan Prancis. Dan langkah moderatnya karena membeli pesawat tempur SU-35 buatan Rusia dan F-35 buatan Amerika selain pertimbangan harga yang supermahal karena beresiko tinggi dampak tekanan dari kedua negara tersebut,” ujar dia.

Selanjutnya, apa yang disampaikan PSI dalam kritiknya terhadap Menhan Prabowo Subianto, dianggap akibat gagal paham sebab semua sudah dipublikasikan di halaman mesia sosial Kemenhan.[]

Back to top button