Disaat Pandemi Covid-19, Suara Adzan Mulai Dikumandangkan di Eropa
Saat Pandemi Covid-19 melanda berbagai belahan dunia, mesjid-mesjid di beberapa negara Eropa telah diperbolehkan untuk mengumandangkan adzan secara terbuka. Pemerintah Jerman, Prancis dan Belanda mulai mengizinkan adzan dikumandangkan.
Pertama kalinya adzan berkumandang dari Masjid Pusat Duisburg, Jerman pada pada Sabtu (21/3/2020). Alunan suara adzan tersebut merupakan yang pertama kalinya selama 12 tahun, yaitu semenjak mesjid Duisburg berdiri tahun 2008.
Kumandang adzan tersebut merupakan hasil gerakan solidaritas antara umat beragama semenjak tempat-tempat ibadah ditutup karena wabah virus corona. Islamiq.de mengabarkan bahwa gerakan solidaritas itu muncul dari tawaran gereja untuk memberikan ketenangan kepada komunitas muslim di Duisburg.
Berkumandangnya adzan dari Masjid Pusat Duisburg berawal ketika Ketua Persatuan Islam-Turki untuk Urusan Agama Turki (DITIB) Rhine-Westphalia Utara, Hülya Ceylan mengumumkan bahwa ia telah menerima tawaran dari gereja-gereja Duisburg untuk mengumandangkan adzan secara terbuka setiap malam.
“Di seluruh Jerman, gereja-gereja telah mulai membunyikan lonceng pada pukul 7:00 malam, maka sebagai bentuk solidaritas sesama umat beriman, mereka mendukung adzan dikumandangkan karena mesjid telah ditutup.” Kata Hülya Ceylan.
Menurut Ceylan, Masjid Pusat Duisburg telah berdiri selama 12 tahun, tetapi menaranya belum pernah digunakan untuk adzan dan akhirnya dapat dukumandangkan setelah mendapat izin dari pejabat berwenang di Duisburg dan Tim krisis corona (Crisis Desk).
“Selama keadaan darurat akibat epidemi, panggilan adzan di Duisburg dan Jerman akan membuat kalangan Muslim merasa lebih baik” kata Ceylan. Dia mengatakan bahwa panggilan pertama untuk sholat di Duisburg mendapatkann reaksi positif dari umat Islam.
“Umat Muslim berterima kasih karena dalam keadaan darurat, ketika mereka tidak bisa ke mesjid untuk solat berjamaah, dengan adanya kumandang adzan semakin menguatkan perasan spiritual di masa-masa sulit ini.” Kata Ceylan.
Masjid-masjid lain di Jerman dan juga di Eropa ingin mengumandangkan adzan seperti di Masjid Pusat Duisburg. Menurut Ceylan hal itu bisa dilakukan, masjid-masjid dapat menghubungi institusi lokal dan mendapatkan persetujuan.
“Saat ini, orang-orang mencari cara untuk meningkatkan moral masyarakat. Dan panggilan adzan adalah simbol yang sangat efektif, ”kata Ceylan.
Masjid Komunitas Islam Millî Görüş (IGMG) di Hanover juga disetujui oleh pemerintah kota untuk mengumandangkan adzan secara terbuka. Sekretaris Jenderal IGMG Bekir Altaş mengatakan, muslim di Eropa turut memerangi penyebaran virus korona dan kumandang adzan di Hanover dan Duisburg adalah suara solidaritas di saat krisis.
Adzan Di Prancis kembali berkumandang
Meskipun Masjid Agung Lyon ditutup untuk umum karena epidemi virus corona. Namun pada hari Rabu, 25 Maret , dari atas menara mesjid yang tingginya 25 meter terdengar alunan suara adzan.
Alunan adzan itu sebagai doa dan dukungan kepada para pelayan publik dan rumah sakit yang berjuang mengatasi pandemi copid-19. Pada hari yang sama, lonceng gereja juga berbunyi untuk menunjukkan solidaritas gereja Katolik di seluruh Prancis.
“Malam ini, kami akan berdoa kepada para petugas kesehatan dan semua warga negara kami sebagai bentuk persatuan dan persatuan, terlepas dari agama dan asal mereka,” pesan akun resmi Masjid Agung Lyon yang diposting di media sosial.
Di akhir adzannya, muadzin menyelipkan kalimat untuk shalat di rumah. Masjid Agung Lyon dibuka pada 1994, merupakan masjid terbesar kedua di Prancis yang mampu menampung 4 ribu jemaah selama sholat Jumat dan 12 ribu orang selama sholat Ied
Adzan di Belanda dimulai dari Rotterdam
Mesjid-mesjid di Eropa tidak bisa menjalankan aktivitasnya sebagai tempat ibadah akibat Covid-19. Akan tetapi kumandang adzan sebagai upaya memberi semangat umat muslim mulai dipraktekan di beberapa mesjid di Rotterdam, Belanda.
Keputusan itu merupakan bentuk kerjasama CMO, Stichting Platform Islamitische Organisaties Rijnmond (SPIOR), organisasi resmi Islam yang beroperasi di sekitar Rotterdam dengan serikat gereja Belanda yang juga akan membunyikan lonceng-loncengnya.
Ketua The Islamische Gemeinschaft Millî Gruş (IGMG) Kenan Aslan mengatakan kepada Perspektif bahwa setelah ada keputusan Serikat Gereja Belanda yang mendukung Adzan dikumandangkan maka dengan dukungan CMO dan SPIOR dia segera menginformasikan ke masjid-masjid di kota Rotterdam, Den Haag, Arnhem, dan Uden.
Aslan mengatakan bahwa praktik itu telah dilaksanakan di seluruh Belanda dan jumlah masjid yang terbuka untuk sholat akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang.
“Kami memiliki hak konstitusional dan mengambil sikap untuk tidak adzan secara terbuka, terutama karena tindakan Islamofob yang telah meningkat pada beberapa tahun terakhir. Namun setelah adanya perkembangan ini, kami akan menerapkannya untuk mengumandangkan adzan secara terbuka” Kata Aslan. ( Islamiq.de / Perspektif )