- Petani negara bagian Gujarat tidak nyaman dengan nama buah naga, karena berbau Cina.
- Padahal, buah naga berasal dari Meksiko dan nama buah naga diberikan peneliti Inggris.
- Nama asli buah ini pitahaya, pitaya, atau pitaya roha.
- Ketidak-tahuan yang dicemooh netizen seluruh India.
JERNIH — Sejak koflik perbatasan India-Cina pecah, semangat anti-Cina muncul di semua kota di India. Semua yang berbau Cina ditolak. Terakhir, India mengubah buah naga menjadi kamalam.
Pemerintah Negara Bagian Gujarat yang memelopori pengubahan ini. Alasannya, buah naga berbau Cina, karena naga adalah ular besar dalam mitologi Cina.
Padahal, buah naga bukan berasal dari Cina, dan nama ‘buah naga’ — terjemahan dari dragon fruit — muncul tahun 1963. Nama itu kemungkinan diberikan peneliti.
“Pemerintah Gujarat memutuskan kata buah naga tidak sesuai dan mengacu ke Cina,” kata Vijay Rupani, menteri utama Negara Bagian Gujarat, kepada wartawan, Selasa lalu.
“Bentuk buah ini seperti teratai, jadi kami memberinya nama baru dalam Bahasa Sansekerta, yaitu kamalam,” lanjutnya. “Tidak ada yang politis tentang itu.”
Teratai, atau kamal dalam Bahasa Hindi, adalah simbol Partai Bharatiya Janata (BJP) — partai politik Hindu yang berkuasa saat ini
“Markas besar BJP di Gandhinagar juga bernama Shri Kamalam, kata dalam Bahasa Sansekerta yang berarti teratai,” Rupani menambahkan.
Beberapa bulan lalu PM Narendhra Modi mengunjungi Gujarat dan memuji petani yang membudi-dayakan buah naga di wilayah gersang Kutch.
Vinod Chavda, anggota parlemen BJP dari Kutch, mengatakan; “Setelah kunjungan PM Modi, petani mendekati saya dan menyarankan agar mengganti nama buah naga menajdi kamalam.”
Menurut Chavda, usulan itu disampaikan ke pemerintah negara bagian, tapi perlu beberapa bulan untuk memutuskannya.
“Saya senang negara bagian mendengar usulan itu,” katanya.
Haresh Thakkar, seorang petani, mengatakan terdapat 200 petani yang membuka perkebunan buah naga, eh kamalam, di Kutch. Luas seluruh kebun mencapai 607 hektar.
“Nama khas India dari buah ini akan membawa kebahagiaan kami,” katanya seraya menunjuk ke buah naga yang masih di pohon.
Thakar yakin setelah bernama kamalam, buah yang berasal dari Meksiko ini akan diterima sebagai buah India. Tidak hanya Gujarat, negara bagian Maharasthra juga membudi-dayakan buah ini.
Berbeda dengan Thakkar dan petani buah naga di Gujarat, oposisi Partai Kongres menertawakan kebijakan ini. Menurut Manish Doshi, juru bicara Partai Kongres, pengubahan nama itu tipu muslihat.
Di media sosial, netizen mengomentari keputusan pemerintah Gujarat dengan berbagai komentar lucu. Salah satunya; “Jangan-jangan kelak semua buah diberi nama baru sesuai bentuk.”
Asal Buah, Asal Nama
India dan Cina bertahun-tahun terlibat hubungan tak mesra akibat konflik perbatasan di Pegunungan Himalaya. Terakhir, pasukan kedua negara bentrok fisik tanpa senapan di Ladakh, perbatasn kedua negara.
Sebanyak 20 tentara India tewas dalam bentrokan itu. Cina tak kehilangan satu prajurit pun. Setelah itu aksi anti-Cina merebak di jalan-jalan New Delhi, dan semua aplikasi buatan Cina ditanggalkan.
Kini, giliran buah naga yang menjadi korban. Nama buah naga cenderung bebau Cina, tapi tak bisa ditolak karena akan merugikan banyak petani.
Di Meksiko, tempat asal buah ini, penduduk menyebutnya pitahaya atau pitaya. Buah menyebar ke sekujur Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara.
Di tempat barunya; Guatemala, Nicaragua, Costa Rica, El Salvador, buah ini punya nama baru, yaitu pitaja roja (baca: roha). Ada pula yang menyebut pier stoberi.
Di Meksiko, petani menanam buah naga ketika kekeringan membuat tanaman lain tak mungkin tumbuh. Buah naga dihasilkan dari tanahan sejenis kaktus, yang relatif tumbuh di kawasan kering.
Nama buh naga muncul tahun 1963. Adalah sejumlah peneliti tanaman yang memberi nama ini, dan mempopulerkannya di jurnal internasional.
Tidak ada penjelasan mengapa buah ini diberi nama buah naga. Spekulasi yang berkembang, dan ditulis Wikipedia, karena kulit buah itu seperti sisik menonjol, mirip sisik naga — ular besar dalam mitologi Cina.
Sejak saat itu dragon fruit, atau buah naga, menjadi populer. Meski demikian orang Meksiko dan negara-negara Amerika Tengah dan Selatan tetap menyebutnya pitahaya, pitaya, atau pitaya roja.
Orang India mungkin mengira buah naga berasal dari Cina. Perkiraan yang masuk akal, karena naga identik dengan Cina.