POTPOURRI

Sulit Menagih Hutang? Coba Cara Ini Mungkin Berhasil

Masalah menagih utang memang menjadi hal yang susah-susah gampang dilakukan. Jika salah menagih, bisa jadi akan berakhir dengan putusnya pertemanan atau persaudaraan.

JERNIH-Orang yang memberi pinjaman uang pada orang lain seharusnya menjadi pahlawan bagi yang meminjam, sebab dengan pinjaman itu akan menyelamatkan hidupnya bahkan mungkin juga keluarganya.

Namun tidak sedikit orang yang saat meminjam uang dengan enteng berjanji akan segera melunasi namun saat jatuh tempo banyak peminjam yang harus ditagih bahkan harus dikejar-kejar untuk segera membayar.

Masalah menagih utang memang menjadi hal yang susah-susah gampang dilakukan. Terlebih jika yang berhutang adalah kawan atau saudara karena bisa jadi akan berakhir dengan putusnya pertemanan atau persaudaraan.

Apakah Anda termasuk kelompok yang kesulitan menagih utang? Sebagai pemberi pinjaman, Anda berhak mendapatkan kembali uang Anda, apalagi jika pinjaman telah jatuh tempo sesuai perjanjian.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan saat harus menagih hutang ke kawan.

1. Ingatkan jika hampir jatuh tempo

Ada baiknya beberapa waktu sebelum jatuh tempo, (tiga hari, seminggu, satu bulan), peminjam diingatkan akan kewajibannya saat jatuh tempo yang telah disepakati sebelumnya. Jika hubungan dengan penghutang cukup dekat dan baik, Anda bisa langsung mengingatkan dengan kata-kata, “Jangan lupa ya akhir bulan dibayar,”. Atau dengan kalimat erbeda “jangan lupa jatuh tempo seminggu lagi”.

2. Sampaikan rencana pemanfaatan uang itu

Temui penghutang dan sampaikan dengan jelasrencana penggunaan uang tersebut, sehingga sebaiknya uang tersebut segera kembali. Anda tak perlu khawatir jika yang Anda lakukan akan menyinggung perasaannya sebab uang tersebut adalah hak Anda sepenuhnya. Jangan lupa sampaikan rencana dan harapan tersebut dengan baik dan sopan, ya.

3. Sampaikan dengan terus terang

Jika ingin uang segera kembali, tagih dengan sikap yang berani dan berterus terang. Misalnya “Jangan lupa minggu depan sudah waktunya uangku dikembalikan. Uangnya mau aku pakai ya”. Mungkin Anda menganggap terlalu kasar atau keras, namun hal itu harus lakukan agar uang segera dikembalikan.

Harus diingat, lakukan cara ini dengan tegas, bukan secara emosional agar utang dibayar dan hubungan pertemanan dan persaudaraan tetap baik-baik saja.

4. Coba tagih di depan sahabat lainnya

Cara berikutnya mungkin agak tak enak dilakukan, karena mungkin Ia jadi malu dan kecewa pada Anda. Coba tagih hutang tersebut di depan orang ketiga yang merupakan sahabat bersama.

Ini merupakan antisipasi mungkin kawan Anda tidak merasa malu belum membayar utang kepada Anda namun malu karena ada orang lain yang tahu bahwa ia pinjam uang. Lakukan dengan santai dan elegan dan pilih kata-kata dan kalimat yang halus sehingga tidak menyakiti hatinya.

5. Libatkan sahabat

Anda bisa minta tolong sahabat lainnya yang cukup disegani untuk berbicara kepada kawan yang meminjam uang, jika Anda tidak enak hati menagih langsung. Mintalah pihak ketiga bercerita kepadanya bahwa Anda benar-benar sedang membutuhkan uang tersebut.

6. Sentil dengan kalimat sebagai kode

Ada cara lain lagi jika Anda tetap juga tak nyaman menagih langsung. Cobalah gunakan sinyal yang kira-kira dapat ditangkap kawan Anda, misalnya Anda mengeluh di depannya, seperti “Waahh kompor ngadat lagi. Mau beli yang baru masih belum ada uang”.

Jika Ia peka, pasti Ia merespon positif dengan mengembalikan uang yang ia pinjam. Namun jika cara itu masih juga belum berhasil, cobalah cara berikutnya.

7. Hubungi keluarga dekatnya

Tahap ini sebetulnya sudah serius dan hanya dilakukan jika kawan tersebut tidak ada tanda-tanda hendak membayar, bahkan berupaya menjauh atau menghilang.

Hubungi langsung keluarga dekatnya terutama yang tinggal satu rumah dengannya. Sampaikan permasalahan hutang tersebut tetap dengan sopan agar tidak disebut sebagai penagih utang yang tak punya hati.

8. Tagih di rumahnya

Langkah selanjutnya, temui kawan tersebut di rumahnya. Bicaralah dari hati ke hati. Jika tidak juga ada keinginan untuk membayar, Anda dapat membawa permasalahan ini ke ranah hukum jika nominal utangnya pantas diperjuangkan. Jika nominalnya kecil, sebaiknya mengikhlaskannya. (tvl)

Back to top button