Batalyon Shaman Ukraina Klaim Lakukan Operasi Sabotase di Rusia
Setelah operasi Hostomel, Shaman dikerahkan ke Moshchun, sebuah desa di sebelah barat Kyiv yang merupakan lokasi geografis penting, yang berlokasi di dekat Sungai Irpin dan kawasan rawa-rawa. Rute ini potensial digunakan oleh tentara Rusia untuk menyerang Kyiv dari barat, tetapi gerak laju Rusia dihentikan di sana dalam beberapa pekan.
JERNIH—Surat kabar Inggris, The Times, dua hari lalu menulis bahwa sekelompok unit bersenjata Ukraina telah melakukan operasi rahasia di wilayah Rusia. Berita tentang operasi khusus dengan melakukan serangan infiltrasi ke wilayah Rusia itu datang dari wawancara The Times dengan dua pejuang anonym, yang hanya mau menyebut diri mereka dengan “Adonis” dan “22”.
Menurut The Times, pihaknya belum menemukan tujuan rinci dari operasi militer yang dilakukan di wilayah Rusia itu. Tetapi banyak bukti menunjukkan, antara lain, tindakan sabotase di kilang minyak Rusia, ledakan fasilitas penyimpanan amunisi, dan infrastruktur komunikasi yang merusak kemampuan ofensif Rusia, yang hingga saat ini banyak yang belum terjelaskan.
The Times mengatakan, Batalyon Shaman Ukraina terlibat mendalam dalam operasi yang masuk lebih dalam ke Rusia itu. Diketahui Batalyon Shaman adalah sebutan untuk divisi operasi khusus ke-10, yang biasanya ditugaskan untuk melakukan operasi intelijen dan membantu serangan jangka pendek.
Batalyon Shaman hanya menerima prajurit yang telah melalui pelatihan lanjutan, termasuk menyelam, terjun payung, dan mendaki gunung. Kondisi fisik yang prima merupakan prasyarat wajib untuk bergabung dengan kelompok militer tersebut.
Pada tahap perang saat ini, Batalyon Shaman fokus pada perusakan infrastruktur Rusia yang digunakan untuk melakukan invasi ke wilayah Ukraina. Untuk itu, para pejuang Shaman telah melakukan beberapa serangan di Rusia yang hingga kini belum diumumkan secara terbuka.
Batalyon Shaman bergantung pada helikopter untuk mengangkut para pejuangnya ke wilayah Rusia, menggunakan taktik terbang sedekat mungkin ke darat untuk menghindari perhatian radar pertahanan udara Rusia.
“Operasi di wilayah musuh adalah misi yang paling menarik,”kata ‘Adonis’ kepada Times. “Kami menggunakan bahan peledak selama di sana, setelah melintasi garis depan dan perbatasan negara.”
Menurut ‘Adonis’, Rusia biasanya tidak percaya bahwa tentara Ukraina berada di balik banyak serangan yang terjadi di wilayah mereka. “Sering kali mereka tidak percaya kami telah mengunjungi mereka, bersilaturahim,” kata dia.
Menurut dia, baik dirinya maupun ‘22’ telah berperang melawan Rusia sejak 2014, ketika negara haus wilayah itu menginvasi Krimea dan Donbas. Untuk bergabung dengan divisi operasi khusus tersebut keduanya telah melalui program pelatihan yang berat dan rumit.
Tapi serangan di wilayah Rusia bukan satu-satunya misi bagi para pejuang Shaman. Selain tugas tersebut, mereka melakukan sesi pelatihan untuk tentara yang baru direkrut, dengan fokus pada teknologi taktis.
Selama tahap awal perang, Batalyon Shaman berpartisipasi dalam operasi pertahanan Ukraina di wilayah Hostel, yang merupakan salah satu medan pertempuran terbesar dalam perang ini. Dalam rencana Rusia menaklukkan Kyiv saat itu, pasukan negeri Beruang Merah itu menggunakan kelompok penerjun payung untuk mendaratkan pasukan Rusia sebanyak mungkin.
Setelah operasi Hostomel, Shaman dikerahkan ke Moshchun, sebuah desa di sebelah barat Kyiv yang merupakan lokasi geografis penting, yang berlokasi di dekat Sungai Irpin dan kawasan rawa-rawa. Rute ini potensial digunakan oleh tentara Rusia untuk menyerang Kyiv dari barat, tetapi gerak laju Rusia dihentikan di sana dalam beberapa pekan.
Ketika pasukan Rusia mulai mundur dari pinggiran Kyiv, para pejuang Shaman mengikuti mereka sampai ke perbatasan Belarusia. Shaman juga terus menyerang posisi mereka dan mempercepat mundurnya pasukan Rusia ke wilayahnya sendiri.
Selama ini, isu Batalion Shaman memang kerap terdengar. Disebutkan, selama perang di Afghanistan, pada era Sovyet, Batalion Shaman bertempur melawan pasukan khusus AS dan Inggris. Seorang pejabat senior intelijen Ukraina mengatakan, pihaknya selalu mengirim mereka pada tugas-tugas paling sulit, seiring keberanian yang mereka miliki. [The Times]