DesportareVeritas

Dari San Siro, Covid-19 Menyebar ke Italia dan Spanyol, Membunuh Ribuan

Milan — Darimana wabah Covid-19 menyebar, menjangkiti, dan membunuh ribuan penduduk Italia dan Spanyol?

Jawab: Stadion San Siro, Milan.

Lebih tepatnya, saat pertandingan Liga Champions antara Atalanta vs Valencia di Stadion San Siro pada 20 Februari dan 11 Maret 2020.

Musim ini, kali pertama dalam sejarah, Atalanta bertanding di Liga Champions. Di setiap laga kandang di San Siro, penduduk Bergamo memadati stadion.

Mimpi Buruk Wabah 350 Tahun Lalu Itu Kembali Lagi

Atalanta lolos dari penyisihan grup, dan menghadapi Valencia di babak 16 besar. Pada laga pertama di San Siro, Atalanta menang 4-1. Laga kedua di Stadion Mestalla, kandang Valencia, Atalanta menang 4-3.

Pada laga pertama, 2.500 fans Valencia menyambangi San Siro. Ribuan fans Atalanta menempuh perjalanan singkat dari Bergamo ke Milan.

Situasi sebaliknya terjadi di laga kedua. Stadion Mestalla dipenuhi fans tuan rumah. Fans Atalanta diperkirakan mencapai 2.000-an.

Tidak ada yang salah dari laga itu. Laga pertama digelar dua hari sebelum kasus pertama Covid-19 di Italia dikonfirmasi.

“Sampai pertengahan Februari 2020, kami tidak tahu apa yang terjadi,” kata Walikota Bergamo Giorgio Gori dalam obrolan Facebook dengan Pers Asing di Roma, dan dikutip Time of Israel.

Banyak pakar kesehatan mengatakan Covid-19 sebenarnya sudah ada sejak Januari 2020. Namun, belum ada negara yang melaporkan warga terjangkit dan dirawat.

Menurut Gori, jika benar virus telah ada sejak Januari 2020, sangat mungkin 40 ribu Bergamaschi — sebutan untuk penduduk Bergamo — di Stadion San Siro saling bertukar virus dan menularkannya ke fans Valencia.

Ogah Kehilangan Rezeki, Ischgl Menyebar Covid-19 ke Sekujur Eropa

Fans yang tidak berangkat ke stadion berkumpul di bar. Hanya sebagian kecil menyaksikan laga di rumah bersama keluarga.

“Sayangnya, kita tidak bisa tahu. Tidak ada yang tahu virus sudah ada di sini,” ujar Gori.

Kurang sepekan setelah laga di San Siro, kasus Covid-19 pertama dilaporkan di Propinsi Bergamo. Pada saat sama di Valencia, wartawan yang mengikuti perjalanan tim berjuluk El Che ke San Siro menjadi orang kedua yang mengidap Covid-19.

Tidak butuh waktu lama bagi orang-orang yang dekat dengan wartawan, dan fans kedua tim, diidentifikasi mengidap Covid-19.

Anehnya, kedua negara — dan Otoritas Sepakbola Eropa — tidak segera menghentikan pertandingan. Laga kedua Valencia vs Atalanta tetap berlangsung di Stadion Mestalla.

Setelah Atalanta mengumumkan penjaga gawang Marco Sportiello mengidap Covid-19, Valencia mengatakan sepertiga pemainnya terinfeksi.

Sampai Selasa lalu, Propinsi Bergamo mencatatkan jumlah terinfeksi 7.000, dengan seribu lebih kematian. Bergamo menjadi propinsi mematikan. Di Valencia, otoritas mencatat jumlah terinfeksi 2.600.

Luca Torini, kepala unit perawatan intensif RS Paus John XXIII di Bergamo mengatakan mengatakan kepada Associated Press; “Saya yakin 40.000 orang berpelukan dan berciuman empat kali, sesuai jumlah gol yang dicetak Atalanta.

Silvio Brusaferro, kepala Institut Unggulan Italia, mengatakan penyebaran virus dari laga di San Siro hanya salah satu hipotesis.

“Itu analisis yang sejauh ini dapat dibuat,” kata Brusaferro. “Kami sedang mengevaluasi sumber krisis di Bergamo.”

Pekn lalu, penggali kubur di Bergamo kewalahan oleh banyaknya permintaan. Ambulan tak cukup, yang membuat truk militer difungsikan untuk mengangkut mayat untuk dikremasi.

Spanyol adalah negara berikut di Eropa dengan jumlah kasu dan kematian akibat Covid-19 terbanyak. Kabar terakhir menyebutkan jumlah kematian mencapai 4.000, dengan 48 ribu terjangkit.

Spanyol Ubah Gelanggang Ice Skating Jadi Kamar Mayat

Fabiano di Marco, ahli pneumatik di RS Bergamo, mengatakan kepada surat kabar Corriere della Sera betapa tidak ada yang tahu ada bom biologis di 60 bus dari Bergamo ke Milan dan di stadion.

Usai pertandingan, katanya, 30 bus penggemar Atalanta membawa virus ke permukiman dan keluarga masing-masing. Fans Spanyol juga melakukan hal serupa.

Ezequiel Garay, bek Valencia, adalah pemain La Liga pertama yang positif mengidap Covid-19. Ia bermain saat lawan Alaves. Usai laga, manajemen Alaves melaporkan 15 orang di klubnya terinfeksi.

Hari-hari berikut setelah laga di San Siro, lima mantan staf Atalanta meninggal. Namun, situs resmi Atalanta tidak menyebut apakah mereka tewas akibat virus korona.

Media lokal mengkonfirmasi empat dari mereka meninggal akibat Covid-19.

Jika hipotesis penyebaran Covid-19 di Bergamo berawal dari San Siro, betapa mahal harga yang harus dibayar fans Atalanta untuk kesuksesan sepakbola yang ditunggu sekian puluh tahun.

Back to top button