Veritas

Perkembangan Terbaru Virus Corona: Afrika Segera Waspada!

Sampai Sabtu (22/2) ini virus telah menyebar ke 26 negara, dan 1.200 kasus telah dikonfirmasi di luar Cina, termasuk lebih dari 200 kasus baru di Korea Selatan, Italia, Iran, dan Mesir, kasus pertama yang dikonfirmasi di Afrika

JENEWA– Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, para ahli mereka kini tengah dalam perjalanan ke jantung epidemi virus Corona, Wuhan. Senyampang itu ia menyerukan para pemimpin negara-negara Afrika untuk bersiap-siap menghadang penyebaran wabah secara global.

“Satu tim ahli WHO Sabtu (22/2) ini melakukan perjalanan ke kota Wuhan di Cina, pusat epidemi virus Corona,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus,  di Jenewa. Para ahli dari banyak pusat studi medis di AS telah menangani wabah di tiga provinsi Cina,  Beijing, Sichuan, dan Guangdong, tetapi sejauh ini belum sempat langsung menuju Wuhan.

Petugas medis tengah merawat para pasien yang tertular virus Corona, di Wuhan, Cina

Tedros mengonfirmasi perjalanan tersebut dalam pidato yang ia berikan pagi tadi di hadapan para pejabat pemerintah negara-negara Afrika. Tedros saat itu berbicara tentang penyebaran virus yang meningkat secara global. Ia juga mendesak para pejabat negara-negara Afrika itu untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya kasus wabah di benua mereka.

“Kita harus memanfaatkan jendela peluang yang kita miliki, untuk menahan wabah virus dengan rasa urgensi,” kata Tedros. Para pemimpin Afrika itu berkumpul untuk pertemuan darurat tentang tanggapan terhadap virus corona di benua itu.

Sampai Sabtu (22/2) ini virus telah menyebar ke 26 negara, dan 1.200 kasus telah dikonfirmasi di luar Cina, termasuk lebih dari 200 kasus baru di Korea Selatan, beberapa infeksi di Italia dan Iran, dan satu di Mesir. Mesir merupakan kasus pertama yang dikonfirmasi di Afrika.  Cina telah melaporkan lebih dari 76.000 kasus, termasuk lebih dari 2.300 kematian.

Dengan hanya satu kasus yang dikonfirmasi di benua itu, Afrika sejauh ini sebagian besar telah selamat. Tetapi para pejabat WHO telah memperingatkan bahwa penyebarannya bisa mematikan di negara-negara dengan sistem kesehatan yang msih bermasalah.

WHO telah mengidentifikasi 13 negara prioritas di Afrika karena hubungan langsung mereka dengan Cina dan tingginya volume perjalanan di antara Cina dengan  mereka. WHO telah pula memberikan pelatihan online tentang virus corona kepada 11.000 pekerja kesehatan Afrika.

Kasus di Korea Selatan melonjak, Samsung tutup pabrik

Korea Selatan melaporkan 229 kasus koronavirus baru pada hari Sabtu, menambah kekhawatiran akan pandemi global. Sementara Samsung, perusahaan Korea yang merupakan pembuat ponsel pintar paling TOP di dunia, menutup sebuah pabrik setelah seorang pekerja dinyatakan positif terkena virus tersebut.

Kasus-kasus baru di Korea Selatan menjadikan total negara itu mencatatkan 433. Sementara 111 kasus lainnya adalah pasien atau anggota staf di Rumah Sakit Daenam di Cheongdo, di mana dua warga Korea Selatan telah meninggal karena virus.

Lebih dari 1.250 anggota sekte Gereja Shincheonji Yesus, telah melaporkan gejala tertular. Saat ini para perugas tengah berusaha menemukan 700 anggota sekte itu, sehingga mereka dapat disaring.

Pabrik Samsung, yang berlokasi di kota Gumi, sekitar satu jam di utara Cheongdo, diperkirakan akan kembali beroperasi pada Senin pagi. Tetapi lantai pabrik tempat pasien bekerja akan ditutup hingga Selasa pagi.

“Kesehatan dan keselamatan karyawan kami adalah prioritas utama kami,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. “Perusahaan berencana untuk menerapkan semua tindakan yang diperlukan untuk desinfeksi dan penahanan segera.”

Jumlah kematian akibat virus di Iran tertinggi di luar Cina

Iran, yang pada Selasa lalu bersikukuh bahwa mereka tidak memiliki kasus virus korona, mengkonfirmasi 28 kasus dan lima kematian telah terjadi. Hal itu menjadikan Iran sebagai negara dengan korban tewas tertinggi di luar Cina, di mana jumlah korban telah naik naik menjadi 2.345 pada Sabtu ini.

Sabtu ini, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan prihatin dengan peningkatan kasus di Republik Islam Iran. Iran adalah negara pertama di Timur Tengah yang menyatakan adanya kematian karena virus itu. Kepala hubungan masyarakat di kementerian kesehatan negara itu, Kianush Jahanpur, menulis di Twitter bahwa sebagian besar infeksi berasal dari Qom, 80 mil selatan Teheran. Petugas juga juga mengonfirmasi adanya kasus di Teheran, dan di kota utara, Rasht. Kabar mengatakan, salah satu yang positif itu muncul setelah kepergiannya ke Kanada dan Libanon. [NewYorkTimes]

Back to top button