Veritas

Dari Indolog ke Indonesianis, Tentang Kecintaan Kepada Indonesia

Masyhurnya Indonesia karena kekayaan alam dan budayanya yang berlimpah  telah sejak lama menarik perhatian orang-orang asing untuk datang menggali dan mengkaji keragaman berbagai sumberdaya Nusantara. Dari pendalamnnya tentang Indonesia, tumbuh kecintaan yang berurat-akar dan melintas jaman.  Indonesianis adalah istilah untuk mereka memiliki ketertarikan, melakukan kegiatan penelitian atas kebudayaan, politik dan kehidupan sosial di Indonesia secara umum

Cikal bakal Indonesianis lahir sebelum abad 20 seiring dengan kepentingan-kepentingan kolonial dalam menggali berbagai sumberdaya di Nusantara. Kolonialisme mensyaratkan pengetahuan dan pemahaman mendalam tentang kawasan yang akan di eksplorasinya demi mantapnya kekuasaan. Maka  indologi menjadi kaharusan. Keseriusan itu diwujudkan VOC dengan mendirikan Bataviasche Genootschap van Kusten en Westenscappen pada 1778 sebagai Lembaga kajian ilmiah pertama.

Beberapa tahun kemudian terbit  buku History of Java  yang ditulis  Sir Thomas Stamford Raffles yang dipublikasikan tahun 1817 merupakan buah dari upaya keras pihak asing mendalami tanah Jawa. Begitu pentingnya kajian ilmiah bagi Belanda maka pada 1851 berdiri Royal Institute of Linguistics, Geography and Ethnology of the Netherlands Indies (Koninklijk Instituut Vor Taal-, Land- En Volkenkunde Van Nederlanche Indie/KITLV) di Leiden.

Istilah indologi i kian bias seiring dengan kesadaran bumi putra yang semakin terbuka kearah nasionalisme. Sedikit banyak kesadaran tersebut berkat campur tangan indolog yang berupaya memperjuangkan kesejahteranan masyarakat kolonial di parleman Den Haag. Awal abad 20 merupakan era transisi dari istilah indolog menuju Indonesianis.  Beberapa karya monumental di berbagai bidang keilmuan lahir dimasa itu.

Tonggak geologi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peneliti berkebangsaan Belanda bernama Reinout Willem van Bemmelen dengan bukunya berjudul The Geology of Indonesia yang diterbitkan tahun 1949.  Demikian pula di dunia historiografi filologis Indonesia, nama Nicholaas Johannes Krom dengan karyanya Hindoe-Javaansche Geschiedenis (1926) sampai saat ini menjadi rujukan yang  tak lekang oleh waktu.

Dibidang naskah kuno tercatat nama Johan Hendrik Caspar Kern yang lahir di Purworejo, 6 April 1833 dan berkebangsaan Belanda. Kern  dikenal luas sebagai ahli dalam filologi India, Melayu, dan Polinesia.salah karyanya yang terkenal adalah  Geschiedenis van het buddhisme in Indië (2 jilid, 1882–1883) dan Manual of Buddhism (1896)  dan Verspreide geschriften yang terbit dalam 15 jilid (1913–1929).

Di bidang Arkeologi tercatat nama-nama besar seperti P.V.van Stein Callenfels, peneliti kelahiran Srilangka 4 september 1883 yang dikenal ilmuwan nyentrik dan kotoritas keilmuannya tidak tunduk pada kekuasan. Callenfels banyak menghasilkan karya penelitian sehingga Ia disebut Bapak Prasejarah Indonesia.  Demikian pula dengan G.H.R.von Koenigswald yang lahir di di Berlin, 13 November 1902 adalah penemu tengkorak “Sangiran II” yang olehnya disebut sebagai Pithecanthropus erectus.

Arkeolog lainnya di periode awal yang meneliti masa Hindu Buddha diantaranya adalah J.A.L. Brandes yang lahir di Rotterdam, 13 Januari 1857. Ia seorang filolog dan leksikografer yang terkenal karena menemukan manuskrip Kakawin Nagarakretagama di Puri Cakranegara,pada tahun 1894.  Selain Brandes, nama G.Coedes yang lahir di Paris, 10 Agustus 1886  dihargai sebagai penemu Kerajaan Sriwijaya di Palembang.  Selain nama-nama diatas, banyak lagi nama-nama lainnya seperti. F.D.K.Bosch, J.G. de Casparis, J.G Hageman dan C.M. Pleyte yang jerih payahnya menyadi tonggak penelitian di Indonesia dalam biadang kesejarahan.

Istilah Indonesianis muncul di awal era proklamasi kemerdekaan Indonesia ketka Amerika mulai menaruh perhatian terhadap Indonesia, terutama untuk melihat sejauh mana pengaruh komunis di Indonesia. Para Indonesianis tidak memandang  Indonesia sebagai Hindia Belanda seperti pada masa indolog Leiden. Beberapa universitas penting di Amerika seperti  Massachusetts Institute of Technology, Cornell University, dan Yale University memfasilitasi keterlibatan ilmuwan Amerika Serikat mengembangkan pengaruhnya dalam ilmu sosial dan sosiologi, yang sebelumnya pernah dilakukan  oleh peneliti Belanda J.C.van Leur pendekatan ilmu sosial dalam sejarah

Indonesianis terkenal dari Cornell University adalah George McTurnan Kahin. Karya monumentalnya berjudul Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, dipublikasikan pertama pada 1952. Penelitian Kahin pada saat revolusi Indonesia memantik peneliti lain dari Cornell seperti Benedict Richard O’Gorman Anderson.

Indonesianis yang berkiprah di wilayah hukum dan politik Indonesia adalah Daniel S. Lev, yang lahir di Youngstown, Ohio, 23 Oktober 1933.  Perhatiannya difokuskanpada masa pembentukan Demokrasi Terpimpin di bawah Presiden Sukarno pada 1957-1959.  Salah satu bukunya yang berjudul The transition to guided democracy: Indonesian politics, 1957-1959 (1966) mengungkap persiapan dan alasan Sukarno memilih Demokrasi Terpimpin setelah Demokrasi Parlementer.

Clifford Geertz lahir di San Francisco, 23 Agustus 1926. Ia dikenal sebagai salah satu pelopor Indonesianis Amerika. Geertz dikenal melalui penelitian dalam bidang agama (khususnya Islam), perkembangan ekonomi, struktur politik tradisional, serta kehidupan desa dan keluarga. Karya monumental Geertz antara lain The Religion of Java(1960). Karya ini mengungkap persoalan kehidupan beragama ala orang Jawa yang menjadi rujukan penting untuk mengetahui tentang Jawa.

Tahun 1965 terbit buku The Rise Of Indonesian Communism karya Ruth Mc Vey. Penulis ini seorang Indonesianis, pakar tentang komunisme di Indonesia dan Asia Tenggara. Bukunya menjelaskan kemunculan Partai Komunis Indonesia pada 1914 hingga meredup setelah memberontak terhadap belanda pada 1926. Penelitiannya berlandaskan pada perkembangan waktu itu ketika kawasqan Asia Tenggara menghadapi ancaman pengaruh Komunis dari Cina.

R. William Liddle, lahir 18 Januari 1938. Ia adalah pengamat politik. Yang dikenal luas di Indonesia dan guru besar ilmu politik dari Ohio State University, Columbus, Ohio, Amerika Serikat. Liddle telah berkiprah melakukan pengamatan politik di Indonesia sejak tahun 1960-an hingga saat ini. William Liddle menulis buku Ethnicity, Party, And National Integration: An Indonesian Case Study yang terbit pada 1970.  Isinya yaitu  penjelasan tentang perilaku politik Indonesia yang berkaitan dengan kelompok etnis di Indonesia.

Back to top button