Gedung Putih Perkirakan 100 Ribu-240 Ribu Warga AS Tewas Akibat Covid-19
Washington — Gedung Putih memperkirakan 100 ribu sampai 240 ribu warga AS menemui ajal akibat wabah Covid-19, kendati protokol jarak sosial dipertahankan.
Dr Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Penyakit Menular dan Alergi, mengaakan jika tidak ada langkah-langkah social distancing di seluruh negeri, AS akan kehilangan 1,5 juta sampai 2,2, juta warganya.
Prediksi ini disampaikan Fauci dalam pengarahan di Gedung Putih, Selasa 31 Maret 2020 waktu setempat. Menurutnya, AS harus siap untuk itu kendati semua orang tidak berharap itu terjadi.
Baca Juga:
— Covid-19: AS Lampaui Cina dalam Jumlah Kasus, tapi Ini Baru Awal
— Covid-19: Italia Dilanda Gelombang Depresi Petugas Medis
— Donald Trump tidak Lagi Gunakan Istilah Virus Cina
Presiden Donald Trump menyebut upaya AS memperlambat penyebaran virus korona adalah masalah hidup dan mati. Ia mendesak masyarakat mematuhi pedoman jarak sosial.
Ia juga meminta warga AS bersiap memasuki dua pekan menyakitkan. AS saat ini mencatat jumlah kematian 3.700, dengan 186 ribu kasus terinfeksi.
“Saya ingin setiap warga AS bersiap menghadi hari-hari sulit dalam dua pekan ke depan,” katanya. “Kita akan melewati semua ini.”
Komentar muncul setelah Presiden Trump mengumumkan perpanjangan jarak sosial sampai 30 April, dan mendesak semua warga menghentikan pertemuan sosial, bekerja dari rumah, dan menutup semua sekolah, untuk membendung penyebaran virus.
Ini adalah perubahan sikap Presiden Trump yang tiba-tiba. Semula, ia menargetkan 12 April sebagai hari warga AS kembali bekerja, dan menghadiri Paskah.
New York menjadi kota yang terpukul hebat, dengan 1.500 kematian. Namun hot spot baru muncul di seluruh AS; Illinois, Louisiana, Michigan, dan Florida.
Akibatnya, banyak negara bagian mulai menerapkan protokol jarak sosial, dan mengimbau warga tidak bergerombol.