Kalah Perang di Nagorno Karabakh, Rakyat Armenia Ngamuk
- Dua puluh menit setelah PM Nikol Pashinyan membuat pernyataan di Facebook, rakyat Armenia turun ke jalan.
- Armenia tak berdaya di Nagorno Karabakh, dan Azerbaikan mengambil alih kota strategis.
- Pasukan perdamaian Rusia akan diterjunkan. Azerbaijan inin pasukan Turki juga terlibat.
Yerevan — Armenia, Azerbaijan, dan Rusia, menanda-tangani kesepakatan mengakhiri pertempuan enam pekan di Nagorno Karabakh. Rakyat Armenia marah dan mendesak PM Nikol Pashinyan mundur.
“Reaksi terhadap deklarasi perang berakhir disambut rasa jijik dan putus asa,” kata Robin Foretier-Walker, koresponden Aljazeera di Tbilisi, ibu kota Georgia dan tetangga Armenia.
Penyebabnya adalah pernyataan PM Pashinyan di laman Facebooknya. Pashinyan menggambarkan deklarasi penghentian perang itu sakit tak terperi.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliev mengatakan di Twitter-nya; “Ini hari bersejarah. Konflik Nagorno Karabakh sedang berakhir.
Sekitar 20 menit setelah Pashinyan memposting pernyataan di Facebook, rakyat Armenia yang marah turun ke jalan. Mereka menuju gedung pemerintahan, dengan teriakan yang meminta Pasyinyan mundur.
Pashinyan mengatakan terpaksa menyelesaikan kesepakatan dmai karena berada dalam tekanan tentara-nya. Tentara Armenia mengatakan semua aksi militer di Nagorno Karabakh berhenti, dan situasi tenang.
Armenia kehilangan kendali atas Shusha, kota strategis di Nagorno Karabakh. Armenia menyebut kota ini Shushi. Azerbaijan menyebutnya Shusha.
Kekalahan Armenia di Shusha terjad setelah pesawat Rusia secara tidak sengaja ditembak jatuh pasukan Azeri.
Berdasarkan perjanjian itu, pasukan penjaga perdamaian Ruia akan dikerahkan di sepanjang garis depan Nagorno Karabakh, dan koridor antarawilayah itu dengan Armenia. Aliyev mengatakan Turki juga akan ambil abgian dalam proses penjagaan perdamaian.