Solilokui

Sepucuk Surat Ibu Peri untuk Catharina Monika

Setiap anak panti asuhan yang berulang tahun ke 17 tahun akan mendapat sepucuk surat yang isinya tentang bagaimana anak-anak tersebut datang di panti asuhan dan ungkapan betapa spesialnya mereka. Surat ini untuk Catharina Monika saat memasuki usia 17 tahun.

Penulis: Maria Rosa Tirtahadi

JERNIH-Tanggal 17 Februari 2000 engkau diserahkan ke tangan ibu sebagai seorang bayi berusia tiga hari. Seperti anak – anak lain yang dihadiahkan pada keluarga besar kita, demikianlah kau kami terima sebagai suatu “Anugerah”.

17 tahun telah berlalu. Kau telah tumbuh menjadi gadis yang cantik, lincah, pandai bergaul tapi juga tidak lepas dari kenakalan, ketidak patuhan yang sering menodai kedamaian hidup dalam keluarga besar kita.

Ibu tidak dapat memberimu pemberian terbaik seorang ibu pada anaknya yaitu ” ASI”, tapi ibu berusaha memberikan yg terbaik yang ibu miliki yaitu: “iman kepercayaan” pada Dia anyg menjadikanku seorang ibu tunggal dari banyak anak.

Saat ini ibu juga tidak dapat menyelenggarakan pesta besar untuk merayakan ulang tahun spesialmu ini. Yang ibu dapat berikan hanyalah ungkapan jujur tentang perasaan dan pikiran ibu yang ibu harap dapat kau jadikan suatu renungan dalam menapaki langkah hidupmu selanjutnya.

Ketika kita mulai menyiapkan perayaan sederhana untuk memperingati hari jadimu ibu tidak dapat melepaskan pikiran ibu tentang ibu kandungmu yang tidak pernah ibu kenal dan yang tak pernah berjumpa denganmu sejak usiamu tiga hari.

Ibu harap, jika ia terpaksa menyerahkanmu pada kami, ia dapat mengerti dan memaafkan ibu dan juga dirinya sendiri. Mengerti, karena ibu tidak pernah merampasmu darinya. Memaafkan karena ia tidak dapat menikmati apa yang dapat ibu nikmati dan syukuri, yaitu melihat kamu tumbuh dari seorang bayi tak berdaya menjadi seorang anak yang lucu. Dari seorang anak yg lincah menjadi seorang remaja yang penuh percaya diri. Memaafkan ibu karena ibu tidak mampu untuk mengatakan padamu bahwa ia sangat mencintaimu.

Satu hal yang ibu yakin, perempuan yang melahirkanmu tidak memiliki rasa aman, kebahagiaan dan penerimaan diri ketika ia membiarkan kau sebagai bayi merah direnggut darinya.

Setiap kau meraih prestasi atau lulus dalam ujian SD, SMP dan tahun lalu lulus dengan baik dalam ujian organ di PML Yogyakarta, ibu berpikir …. andaikan ibu kandungmu menyaksikan ini semua, mungkin ia ingin memasukkan kamu kembali dalam kandungannya, melahirkanmu kembali dan mendekapmu selalu dan ibu tak pernah merasakan menjadi ibumu.

Tapi kenyataan hidup berbicara lain. Tuhan mengijinkan kau menjadi anak ibu tanpa ibu harus bersusah payah mengandung dan melahirkanmu.

Setiap kali kau tampil sebagai lektor di gereja, Ibu berdoa agar suatu saat nanti kau dapat berdiri lebih teguh, lebih percaya diri dan lebih anggun dalam bahtera hidupmu untuk mewartakan “KASIH TUHAN” pada sesama, walau kamu tidak pernah mendengar sapaan kasih sayang dari ibu kandungmu.

Semoga jari jari lentikmu mampu untuk terus menari diatas tuts organ dan mulutmu mampu terus bermazmur untuk memuliakan Tuhan, juga disaat kau merasa hidup ini sulit dan melelahkan.

Juga disaat hatimu berontak menerima kenyataan hidup yang tidak selalu ramah.  

Catharina Monika ibu bangga denganmu. Ibu bersyukur memilkimu sebagai anak puteri ibu, bukan saja ketikakamu berprestasi, tapi ibu juga bersyukur memilikimu sebagai anak ketika kamu menguji kesabaran ibu setiap kali…pergi kesekolah dengan meninggalkan tempat tidurmu yang belum dibereskan, meja belajar dan lemari pakaian yang berantakan.

Ibu bersyukur karena kehadiranmu dalam keluarga besar kita menyadarkan ibu bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini termasuk diri ibu yang sering hilang kesabaran dalam menghadapi kenakalan kenakalanmu dan saudara saudarimu yang lain dalam keluarga besar kita.

Selamat Ulang tahun ke17 anakku….. selamat menatap masa depan yang penuh harapan. Kami semua mencintaimu sebagaimana kamu adanya. Semoga cinta kami padamu menjadikanmu pribadi yang kuat.

Penulis adalah pemilik dan pengelola Panti Asuhan Yayasan Awan Bina Amal Sejati (ABAS), Tonjong Bogor dengan jumlah penghuni 15 lansia, anak-anak dan remaja 29 orang dan balita 9 orang.

Back to top button