Thailand Tolak Wisatawan yang Datang untuk Isap Ganja
Beberapa negara tetangga Thailand seperti Malaysia mulai tertarik dengan kebijakan dekriminalisasi ganja
JERNIH-Wisatawan yang datang ke Thailand hanya untuk mengisap ganja akan dilarang datang ke Thailand. Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan Thailand setelah dua bulan negara tersebut membuat undang-undang yang mengijinkan masyarakatnya menanam ganja dengan tujuan medis.
“Kami tidak menyambut turis seperti itu,” kata Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul kepada wartawan, ketika ditanya tentang penggunaan ganja rekreasi di kalangan wisatawan asing, pada Kamis (18/8/2022) sebagaimana dilansir Reuters.
Pernyataan Anutin tersebut, merujuk pada meningkatnya jumlah wisatawan dari luar Thailand ke negaranya. Negara Thailand sangat bergantung pada pariwisata. Ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu mengharapkan 8 juta hingga 10 juta kedatangan tahun ini, di atas perkiraan sebelumnya 7 juta.
baca juga: Ini Lho Alasan MK Tolak Legalisasi Ganja Medis
Pandemi yang berlangsung hampir dua tahun telah membuat wisatawan di Thailand menurun drastic. Tahun lalu hanya ada wisatawan sebanyak 428.000 orang, dibandingkan dengan rekor hampir 40 juta pada 2019.
Thailand telah memfokuskan kebijakan ganja pada industri sebesar 28 miliar baht (Rp12 triliun) di sekitar manfaat medis dan kesehatannya.
Sebagaimana diketahui pada tahun 2028, Thailand melegalkan ganja untuk penggunaan medis. Thailand menjadi negara Asia Tenggara pertama yang mendekriminalisasi ganja.
baca juga: Ini Alasan BNN Tolak Legalisasi Ganja
Mulai Bulan Juni lalu, tanaman ini didekriminalisasi, mengarah ke penggunaan rekreasi yang meluas.
Kini bisnis ganja dengan ruang merokok khusus telah menjadi hit dikalangan penduduk setempat dan juga para wisatawan dari luar Thailand. Sementara pemerintah mengingatkan tujuan awal dekriminalisasi ganja adalah bukan untuk mabuk namun untuk penggunaan medis.
Untuk itu warga yang diketahui merokok ganja di tempat umum diancam dengan hukuman penjara tiga bulan atau denda hingga 25.000 baht.
Tahun lalu, pandemi memangkas wisatawan asing menjadi hanya 428.000, dibandingkan dengan rekor hampir 40 juta pada 2019.
Thailand telah memfokuskan kebijakan ganja pada industri senilai 28 miliar baht, yang dibangun berdasarkan manfaat medis dan kesehatannya.
Beberapa negara tetangga Thailand seperti Malaysia mulai tertarik dengan kebijakan dekriminalisasi ganja. Kini Malaysia tengah mempelajari penggunaan ganja untuk tujuan medis. (tvl)