Radhan-Rasyid Dorong Konawe Selatan Jadi Sentra Sawit di Indonesia Timur
- Kesadaran akan potensi industrialisasi berbasis sawit telah lama disadari pengambil keputusan, tapi tak pernah diwujudkan.
- Radhan-Rasyid akan mewujudkannya. Ia yakin industrialisasi berbasis sawit akan membuka lapangan kerja, mengatasi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan.
KONSEL — Sektor kelapa sawit di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara, menunjukkan potensi besar dalam perekonomian daerah ini. Dengan lebih dari 18 persen lahan sawit Sultra berada di Konsel, kawasan ini memiliki peluang untuk menjadi sentra industri sawit di Indonesia Timur. Sayangnya, sektor sawit belum mendapat perhatian dan prioritas yang memadai dari pemerintah kabupaten setempat.
Potensi tersebut yang hendak diwujudkan menjadi nyata oleh pasangan calon bupati dan calon wail Bupati Konsel Radhan-Rasyid. Radhan melihat selama ini Konsel mengalami perkembangan signifikan dalam sektor kelapa sawit. Berdasarkan data terbaru, luas area perkebunan sawit meningkat dari 10.000 hektare pada 2020 menjadi 11.500 hektare pada 2023. Produksi sawit juga mengalami peningkatan, dari 50.000 ton pada 2020 menjadi 57.500 ton pada 2023.
“Pendapatan dari sektor ini mencapai Rp 287,5 miliar pada tahun 2023, menunjukkan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Konsel,” kata Radhan.
Selama ini terwujudnya perekonomian sawit yang kuat di Konsel hanya sebatas angan-angan. Pada 2018 lalu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (saat itu) La Mandi menyatakan; “Jika di Sultra terdapat industri pengolahan pasca panen, para petani kelapa sawit dipastikan akan sejahtera karena diperkirakan harga standar buah tandan segar sekitar Rp1.000 per kilogramnya.” Pernyataan La Mandi itu menggarisbawahi pentingnya industrialisasi sektor sawit untuk meningkatkan kesejahteraan petani Sultra.
Telah menjadi fakta bahwa sekian lama ini sektor kelapa sawit di Konsel belum menjadi prioritas utama pemerintah kabupaten. Padahal, di tingkat akar rumput keinginan itu telah disuarakan sejak lama.
Harun, salah satu petani sawit, mengatakan para petani sawit Konsel sejak lama menanti uluran tangan pemerintah daerah. “Kami berharap pemerintah lebih memperhatikan sektor kelapa sawit. Potensi besar ini belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal bisa menjadi sumber penghidupan bagi banyak orang,” kata Harun.
Potensi sawit itu menggerakkan pasangan Radhan-Rasyid untuk tak menutup mata dan bersikap tak acuh pada kekayaan alam Konsel. Guna memaksimalkan potensi sektor sawit, pasangan Radhan-Rasyid telah merancang beberapa kebijakan.
Pertama, sawit bisa menciptakan lapangan kerja. “Menjadikan Konsel sebagai sentra industri sawit dapat menciptakan hingga 10.000 lapangan kerja baru,” kata Radhan kepada wartawan. “Penciptaan lapangan kerja baru mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan warga Konsel.”
Radhan-Rasyid juga merencanakan industrialisasi produk turunan sawit. Dalam visi Radhan, pengembangan industri pengolahan produk turunan sawit; minyak goreng, margarin, dan bahan baku kosmetik, dapat meningkatkan nilai tambah produk dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi daerah.
“Yang juga tak boleh dilupakan, bantuan bibit dan peremajaan,” kata Radhan.
Ia yakin Pemerintah Konsel perlu memberikan bantuan bibit varietas unggul dan program peremajaan sawit rakyat untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil kebun.
Semua langkah tersebut akan didorong dengan upaya meningkatkan dana royalti ekspor. Caranya dengan mengalokasikan dana royalti ekspor sawit untuk peningkatan anggaran pembangunan infrastruktur dan layanan publik di Konsel.
Sebenarnya, potensi Konsel di sektir sawit itu sudah lama disadari pemerintah Kabupaten Konsel. Pada 2018, Wakil Bupati Konawe Selatan Arsalim menyatakan pihaknya berharap akan hadirnya investor yang membangun pabrik Konsel dan membuka lapangan kerja.
“Pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat Konsel membuka diri bagi kehadiran investor yang serius karena diyakini ikut mengatasi masalah, khususnya membuka lapangan kerja sehingga patut didukung,” kata Wabup Arsalim. [ ]