Antara Bung Karno, Jack Ma, dan Melvin
Bung Karno begitu jeli melihat potensi pertanian kita. Sampai-sampai, kata PETANI pun ia buatkan akronim baru sebagai “Penyangga Tatanan Negara Indonesia”. Itu tarjadi tahun 1950-an, ketika Bung Karno mulai menata pembangunan sektor pertanian sebagai pondasi membangun masyarakat yang makmur sejahtera.
JERNIH– Masyarakat Indonesia harus sejenak memalingkan perhatian ke arah Melvin. Sosok pemuda berusia 24 tahun yang atas keberpihakannya pada sektor pertanian, menjadikannya unik.
Ia menggenapi sejumlah anak muda Indonesia lain yang berkontribusi untuk “merah-putih” melalui pertanian. Selain Melvin, ada Janu Muhammad, pendiri platfom digital sayur, Yogyakarta. Atau sosok Iqbal Abipraya, sarjana Agroteknologi Universitas Jember yang sukses sebagai petani milenial.
Pada dasarnya, petani milenial adalah petani berusia 19-39 tahun. Petani milenial oleh pemerintah diarahkan untuk memanfaatkan teknologi guna menghasilkan produk pertanian berkualitas dan mampu berdaya saing. Di samping, menumbuhkembangkan kewirausahaan muda pertanian, serta menciptakan pertanian maju, mandiri, dan modern.
Nah, di bidang pengembangan teknologi itulah Melvin bergerak. Lelaki kelahiran Singkawang ini lebih fokus ke inovasi pupuk yang bisa mendongkrak produksi pertanian Indonesia.
“Saya mengembangkan pupuk hayati Formula 100+ dan serum. Yang serum berfungsi sebagai penguat atau booster. Lahir dari riset mendalam, yang hasilnya sangat memuaskan. Bahkan sudah dirasakan sebagian kecil petani kita dari Sabang sampai Merauke,” papar Melvin, yang lulus cumlaude Teknik Informatika sebuah perguruan tinggi di Jakarta tahun 2016 itu.
Hari-hari ini, sebagai product manager, Melvin tengah berusaha bagaimana produk inovasi pertanian yang ditanganinya bisa menjangkau petani secara lebih luas. “Pengalaman dan fakta di lapangan, problem petani paling krusial ada dua. Pertama, soal pupuk. Kedua, soal off-taker. Setidaknya saya membawa solusi untuk memecahkan problem pupuk,” ujar Melvin yang pernah berprofesi sebagai junior mobile developer di perusahaan startup itu.
Inspirasi para tokoh
Langkah zig-zag Melvin hingga akhirnya terjun ke medan lumpur persawahan dan perkebunan melalui media pupuk, terinspirasi oleh sejumlah tokoh besar. “Di dalam negeri, inspirasi saya adalah Bung Karno dan Bung Hatta. Dari luar negeri, saya mengagumi pendiri Alibabah, yaitu Jack Ma,” kata Melvin.
Bung Karno begitu jeli melihat potensi pertanian kita. Sampai-sampai, kata PETANI pun ia buatkan akronim baru sebagai “Penyangga Tatanan Negara Indonesia”. Itu tarjadi tahun 1950-an, ketika Bung Karno mulai menata pembangunan sektor pertanian sebagai pondasi membangun masyarakat yang makmur sejahtera.
“Sebuah filosofi yang sangat mendasar, sehingga itu pun menjadi visi perusahaan kami di PT Formula Top Indonesia, yakni untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya para petani,” ujar Melvin.
Sedangkan, Bung Hatta dikenal sebagai bapak koperasi Indonesia. Format ekonomi berwajah sosial yang sangat tepat di Indonesia. “Perusahaan pupuk PT Formula Top Indonesia sangat concern memajukan koperasi petani. Koperasi petani harus bangkit. Saya sebagai generasi muda harus mewarisi gagasan koperasi bagi kemakmuran petani dan bangsa pada umumnya,”ujar Melvin.
Di sisi lain, Melvin juga mengidolakan Jack Ma, tokoh dunia asal Cina pendiri Alibabah. Ia adalah sosok yang menginspirasi tentang pentingnya kerja keras untuk mencapai kesuksesan. “Sudah kodratnya, pemuda harus bersemangat dan bekerja keras,” tandas Melvin.
Ia bahkan merekam dengan baik quote dari Jack Ma yang menjadi pegangan hidupnya. “I always tell myself that we are born here not to work, but to enjoy life. We are here to make things better for one another,” kutip Melvin.
Itu kurang lebih ia maknai, “Saya selalu berkata pada diri saya sendiri bahwa kita dilahirkan di dunia ini bukan untuk bekerja, tetapi untuk menikmati hidup. Kita di sini untuk membuat segalanya lebih baik bagi satu sama lain.”
Sebagai negara agraris, negara kita membutuhkan ketersediaan tak kurang dari 13,5 juta ton pupuk per tahun. Sedangkan, yang tersedia baru 3,5 juta ton. “Mengetahui hal itu, kami pun fokus bergerak di bidang inovasi pupuk.” [rls]