BPOM Terbitkan Izin Darurat Vaksin untuk AstraZeneca
Rekomendasi WHO menyebut vaksin AstraZeneca memiliki efikasi alias tingkat kemanjuran mencapai 62,1 persen
JERNIH-Hari Selasa (9/3/2021) ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin virus corona (Covid-19) asal perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca.
Izin penggunaan darurat vaksin AstraZeneca dikeluarkan setelah BPOM tuntas mengkaji hasil emergency use listing atau daftar penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Hasil secara umum memenuhi syarat, berdasarkan hasil evaluasi dan juga pertimbangan manfaat dan risiko. Maka BPOM telah menerbitkan persetujuan penggunaan masa darurat atau EUA pada tanggal 22 Februari 2021 yang lalu dengan nomor EUA 2158100143A1,” kata Kepala BPOM Penny K. Lukito dalam jumpa pers secara daring, Selasa (9/3).
Adapun data pendukung yang digunakan BPOM untuk terbitnya izin darurat ini adalah data keamanan subjek uji klinis yang diamati setelah dua kali kali penyuntikan; data imunogenisitas atau kemampuan vaksin membentuk antibodi; dan data efikasi vaksin atau kemampuan vaksin melindungi orang yang terpapar virus menjadi tidak sakit.
Dikatakan Penny, seluruh proses penerbitan izin darurat ini sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA), hingga Agensi Obat Eropa (EMA).
“BPOM juga telah melakukan proses evaluasi keamanan AstraZeneca bersama Komite Nasional Penilai Obat, ITAGI, dan berbagai klinisi terkait dalam satu tim evaluasi vaksin,” kata Peni menyebut pihak-pihak yang terlibat dalam evaluasi .
Kini BPOM telah menerbitkan tiga persetujuan EUA pada tiga vaksin, yakni vaksin Sinovac dari China pada 11 Januari, kemudian vaksin Sinovac mentah yang kemudian diproduksi PT Bio Farma dan dinamai Vaksin Covid-19 pada 16 Februari, dan yang ketiga vaksin AstraZeneca.
Sehari sebelumnya pada Senin (8/3/2021) sebanyak 1.113.600 vaksin AstraZeneca telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. Pengiriman vaksin ini melalui skema kerjasama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyebut pengiriman AstraZenecaakan dilakukan sebanyak dua batch yakni pada kuartal I dan II tahun ini. Ia menyebut, pada batch pertama Indonesia akan memperoleh 11.740.800 vaksin jadi, pengiriman batch pertama akan dilakukan hingga Mei 2021.
Fasilitas tersebut merupakan kerjasama pengembangan vaksin antara Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan GAVI yang sifatnya gratis untuk pemerataan akses negara miskin dan berkembang. (tvl)