India Terkunci, Rakyat Miskin Kesulitan Cari Makan
New Delhi — India mengunci seluruh negeri dan kota untuk menahan penyebaran Covid-19, tapi warga di bawah garis kemiskinan kesulitan cari makan.
Suresh Kumar, penduduk New Delhi berusia 60 yang berprofesi sebagai penarik becak, hanya bisa mendapatkan penghasilan 300 rupee, atau Rp 70 ribu, dan tidak tahu apakah uang sebanyak itu cukup memberi makan enam anggota keluarganya.
“Saya tidak tahu bagaimana mengaturnya,” uja Suresh kepada Arab News. “Perhatian pertama kami saat ini adalah makanan, bukan virus.”
Para pakar ekonom mendesak pemerintah India untuk membuat paket stimulus bagi penduduk miskin, warga paling menderita akibat penguncian.
“Ini saatnya memberikan makanan orang miskin. Itu tugas sangat besar,” kata Vinay Stephen, yang mengelola kelompok nirlaba di New Delhi.
Pemerintah India tidak tinggal diam. Kementerian Keuangan India akhirnya mengumumkan paket stimulus ekonoi bernilai 17 triliun rupee, atau Rp 335,7 triliun, yang cukup memberi makan 800 juta penduduk India.
India saat ini berpenduduk 1,3 miliar, dengan 60 persen berada di bawah garis kemiskinan.
Di New Delhi lembaga sosial dan kelompok bantuan lain memetakan lokasi tempat berkumpulnya warga miskin di kota itu. Mereka membagikan 500 makanan panas yang dimasak di sekolah dan dapur perlindungan.
Namun, rincian program, dari seberapa besar dana yang dibiayai hingga berapa banyak orang yang mereka harapkan dapat membantu, tidak diketahui. Yang pasti jumlah terbantu masih sangat sedikit.
Bukan hanya orang miskin yang terkurung oleh kuncian. Mereka yang memiliki uang untuk dibelanjakan di toko-toko kesulitan mendapat bahan pangan, karena antrean terlalu panjang.
Di Bangalore, orang-orang memadati pedagang pinggir jalan di luar pasar grosir tertutup. Yang lain berdiri antrean di luar toko kelontong di belakang tanda kapur untuk menjaga jarak sosial.
Orang-orang mengabaikan jarak sosial India dan berdesakan untuk membeli makanan di satu toko di Lucknow selama yang diizinkan berbelanja. (Mufid MD)