Crispy

Janji Presiden Biden, Cabut ‘Larangan Muslim’ di Hari Pertama

‘Larangan Muslim’ sebagai kebijakan Donald Trump sejak 2018 memicu kritik dan perlawanan kelompok-kelompok pro-demokrasi dan kaum Muslim di AS karena mendiskriminasikan agama.

Jernih — Organisasi advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di AS, Council on American-Islamic Relations (CAIR) mengucapkan selamat kepada Biden atas kemenangannya pada hari Sabtu. CAIR juga menyampaikan agar Biden menepati janji kampanyenya.

Biden banyak berjanji selama kampanye pilpres AS. Salah satunya, ia berjanji bila  terpilih sebagai, maka pada hari pertama menjabat presiden akan mencabut pembatasan perjalanan para pendatang dari 13 negara yang sebelumnya dilarang oleh Donald Trump.

“Presiden terpilih Biden telah berjanji untuk mengakhiri ‘Larangan Muslim’ pada hari pertamanya menjabat, termasuk Muslim di setiap tingkat pemerintahannya untuk mengatasi masalah diskriminasi rasial dan agama,” kata Nihad Awad, direktur eksekutif nasional CAIR, dikutip dari Aljazeera.

“Kami berencana untuk bergabung dengan para pemimpin dan organisasi Muslim Amerika lainnya untuk memastikan bahwa pemerintahan Biden memenuhi janji-janji ini. Kami juga berencana untuk terus meminta pertanggungjawaban pemerintah jika terjadi kesalahan. “

Larangan Muslim diberlakukan berdasarkan perintah eksekutif (executive order)  Trump yang diskriminasi. Seperti diketahui, pada 27 Januari 2017, yaitu 10 hari setelah Trump dilantik sebagai presiden AS , ia mengeluarkan larangan bagi para imigran  dari tujuh negara negara-negara mayoritas muslim masuk ke AS

Beberapa kali pemerintahan Trump merevisi perintah itu karena adanya gugatan hukum. Namun  Mahkamah Agung menyetujuinya tahun 2018. Tujuh negara yang dibatasi Trump saat itu yaitu Iran, Irak, Somalia, Suriah, Yaman, Libya dan termasuk Korea Utara.

Para kritikus menyebut kebijakan Trump yang dikenal anti migrasi itu sebagai ‘Larangan Muslim’. Tak pelak kebijakan tersebut memicu kritik dan perlawanan kelompok-kelompok pro-demokrasi dan kaum Muslim di AS karena mendiskriminasikan agama.

Trump kemudian memperluas larangan imigrasi tersebut dengan  memasukkan Venezuela, Nigeria, Sudan, Myanmar, dan tiga negara lain ke dalam daftar.

Dalam kampanye di bulan Oktober, Joe Biden berjanji akan mendorong para politisi membuat undang-undang sebagai upaya memerangi meningkatnya jumlah kejahatan rasial di AS.

“Sebagai presiden, saya akan bekerja sama dengan Anda untuk merobek racun kebencian dari masyarakat kita, untuk menghormati kontribusi Anda. Pemerintahan saya akan seperti Amerika, dengan melayani Muslim Amerika di setiap tingkatan, ”katanya.

“Pada hari pertama, saya akan mengakhiri larangan Trump yang inkonstitusional terhadap muslim.” Janji Biden.

Menurut Biden, dengan adanya larangan yang keji terhadap muslim maka komunitas muslim menjadi yang pertama merasakan serangan Donald Trump, terutama terhadap komunitas kulit hitam dan coklat di Amerika.  

“Pertarungan itu adalah rentetan pembukaan dari apa yang hampir empat tahun mengalami tekanan dan penghinaan terus-menerus, ”kata Biden.

Menanggapi janji kampanye Biden itu, Trump menuduh Biden ingin mengakhiri semua larangan perjalanan, termasuk dari wilayah jihadis. Menurut Trump, hal itu menyiratkan penantangnya akan mengizinkan orang yang akan masuk dan meledakkan kota.

Back to top button