Kim Jong-un Muncul, tapi Spekulasi Belum Usai
- Foto-foto Kim Jong-un menggunting pita yang dirilis Rodong Sinmun tidak diverifikasi.
- Presiden AS Donald Trump memilih untuk belum mengomentari kabar kemunculan Kim.
- Kim Jong-un pernah absen enam pekan dan muncul mengenakan tongkat.
Pyeongyang — Kim Jong-un, pemimpin tertinggi Korea Utara, muncul di depan publik setelah 20 hari menghilang.
KCNA, kantor berita Korea Utara, melaporkan Kim menghadiri upacara peresmian pabrik pupuk di Suncheon — dekat ibu kota Pyeongyang — dengan sejumlah pejabat senior, termasuk saudara perempuannya, Kim Yo-jong.
Kim, masih menurut KCNA, memotong pita pada upacara peresmian Jumat lalu itu. Mereka yang menghadiri acara bersorak-sorai untuk pemimpin yang akan memimpin rakyat mencapai kemakmuran.
Baca Juga:
— Pembelot Korut: Saya Yakin 99 Persen Kim Jong-un Meninggal
— Kim Jong-un Menghilang, Ini Kata Sumber Cina
— Dennis Rodman Berdoa untuk Kesembuhan Kim Jong-un
Dalam foto yang dirilis KCNA, Kim terlihat menebar senyum, berbicara dengan para pembantunya, dan berkeliling pabrik.
Namun keaslian foto yang dipublikasikan Rodong Sinmun, surat kabar resmi Korut, tidak dapat diverifikasi.
Di Washington, Presiden Donald Trump diminta pendapatnya soal kemunculan Kim, dan dia mengatakan; “Saya lebih suka belum mengomentarinya.”
Kim Jong-un menghilang dari pandangan publik internasional setelah menjalani operasi kardiovaskular. Ia tidak terlihat dalam perayaan ulang tahun Kim Il-sung, kakeknya, 15 April lalu.
Media resmi Pyeongyang beberapa kali melaporkan Kim Jong-un sedang melakukan kegiatan rutin di luar perhatian publik. Salah satunya mengirim salam kepada pemimpin Suriah, Kuba, dan Afrika Selatan.
Terakhir, Kim mengirim pesan kepada pekerja fasilitas negara di pesisir Wonsan — yang diduga akan menjadi tempat tinggal pemimpin berpiti tembem ini.
Di Seoul, Ji Seong-ho — pembelot Korut yang menjadi anggota parlemen Korsel — mengatakan; “Saya 99 persen yakin Kim Jong-un meninggal.”
Sumber-sumber di Cina, yang diwawancarai JoongAng Ilbo, berspekulasi Kim Jong-un mengurung diri setelah salah satu pengawal pribadinya terjangkit Covid-19.
Spekulasi itu diperkuat berita Beijing mengirim tim dokter ke Korut, untuk membantu Pyeongyang memerangai penyebaran virus korona.
Tidak Ada Indikasi
Korsel punya catatan beragam dalam melacak elit penguasa Pyeongyang, dan kerap mengecilkan spekulasi bahwa kondisi kesehatan Kim memburuk setelah operasi.
Blue House, istana kepresidenan Korsel, mengatakan pihaknya tidak mendeteksi tanda-tanda tidak biasa di Korut atau reaksi darurat, atau apa pun, oleh partai berkuasa, militer, dan kabinet.
Presiden Korsel Moon Jae-in yakin Kim Jong-un masih mengelola urusan negara dari lokasi di luar Pyeongyang.
Tidak diketahui apa yang menyebabkan Kim absen tiga pekan. Pada 2014, Kim juga menghilang dari mata publik selama hampir enam pekan, dan muncul lagi dengan tongkat.
Daniel Russel, mantan diplomat AS untuk Asia Timur, mengatakan butuh waktu lama mengumpulkan potongan teka-teki hilangnya Kim Jong-un.
Menurut Russel, kemunculan kembali Kim menunjukan informasi resmi keberadaan seorang pemimpin sangat dijaga ketat, dan desas-desus tentang dirinya perlu ditanggapi skeptis.
Namun, masih menurut Russel, rumor di Pyeongyang terpusat pada rencana sukses. Dalam kediktatoran monarki, pemujaan terhadap pemimpin, dan ketiadaan ahli waris dewasa, memiliki risiko berlipat-lipat.