Crispy

Menlu AS Kepada NATO: Musuh Kita Sekarang Adalah Cina

Brussels — Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo, Rabu 21 November 2019, menggelar pertemuan dengan para menlu negara-negara anggota NATO di Brussels, Belgia, dengan agenda pembicaraan mengidentifikasi ancaman jangka panjang.

“Aliansi kita (NATO – red) harus mengatasi ancaman jangka pajang dan potensial yang ditimbulkan Partai Komunis Cina,” kata Pompeo kepada para menlu NATO.

Menurut Pompeo, negara-negara NATO tidak dapat mengabaikan perbedaan mendasar dan keyakinan antara NATO dan partai yang berkuasa di Beijing. Pernyataan Pompeo membingkai poros antiCina.

Namun, tidak ada wartawan peliput pertemuan itu yang tertarik dengan pernyataan Pompeo. Russia Today memberitakan wartawan lebih tertarik dengan isu pemakzulan Presiden AS Donald Trump, dan tidak ada yang bertanya soal Cina dan NATO.

Ketika seorang wartawan bertanya soal proposal Prancis dan Beijing untuk mereformasi NATO, Pompeo mengatakan; “Aliansi kritis harus disusun dengan benar untuk sasaran yang selalu berubah. Harus dicatat ancaman Partai Komunis Cina bukan sesuatu yang dipikirkan NATO saat aliansi didirikan tahun 1949.”

Awal November 2019, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut NATO mati otak. Ia juga mempertanyakan komitmen AS untuk mempertahankan sekutunya di Eropa, dan mendesak Uni Eropa mengembang kedaulatan militer sendiri.

Saat ini NATO sedang berurusan dengan Turki, negara yang memiliki kekuatan militer terbesar kedua di tubuh NATO tapi menggunakannya untuk kepentingan sendiri yang berbenturan dengan kebijakan AS. Salah satunya saat Turki menyerang bagian utara Suriah, untuk mengejar milisi Kurdi — sekutu AS.

Sejak Perang Dingin usai, NATO beberapa kali mendefinisi ulang misinya sebagai alasan untuk bertahan. Di sisi lain, Pakta Warsawa — aliansi militer negara-negara komunis Eropa Timur — bubar setelah Uni Soviet bangkrut.

Jadi, AS sedang membimbing NATO mencari lawan sepadan di masa depan agar tetap eksis.

Back to top button