Pakar Virus Tiongkok : Butuh Dua Tahun Untuk Mengendalikan COVID-19
SHANGHAI (TIONGKOK)—Seorang pakar penyakit menular dari Tiongkok, dr. Zhang Wenhong, mengatakan, dunia butuh waktu dua tahun untuk “mengendalikan” pandemi COVID-19. Hal ini ia sampaikan saat memberikan pidato di Universitas Fudan, Shanghai, Tiongkok, pada Sabtu (19/7/2020).
Pakar pengedalian penyakit dari Rumah Sakit Huasan ini juga menuturkan, pandemi yang telah merenggut 600 ribu lebih jiwa ini belum mencapai puncaknya.
“[Pandemi] ini masih dalam proses penyebaran terus-menerus, oleh sebab itu puncak pandemi ini belumlah tiba sekarang,” katanya di depan para hadirin.
Dokter yang mashur karena sepak terjangnya melawan COVID-19 di Shanghai ini juga menyatakan bahwa saat ini rantai transmisi virus masih sulit dihentikan. Virus ini akan ada selamanya, namun, bencana pandemi ini, ia ramalkan, akan bisa diatasi setelah dua tahun berlangsung.
“Secara global, virus [corona] mungkin ada selamanya, tetapi pandemi ini pada akhirnya akan dikendalikan. Pada dasarnya, ini akan memakan waktu dua tahun,” jelasnya.
“Ramalan” ini ia sampaikan ketika Tiongkok kini tengah mengalami gelombang kedua penyebaran virus corona karena Xinjiang dan Hong Kong melaporkan adanya kasus baru.
Di Provinsi Xinjiang, rumah bagi sebagian besar etnis Uighur, lima puluh lima orang dilaporkan terkonfirmasi corona di dua kota berbeda. Hal ini terjadi setelah pekan lalu, kasus baru COVID-19 dilaporkan terjadi di Ibu Kota Xinjiang, Uruqmi.
Sementara Hong Kong mencatat lonjakan kasus harian tertinggi sejak penyakit infeksi saluran pernafasan akut ini masuk wilayah itu pada Januari 2020. Hari Minggu kemarin (19/7/2020), tercatat seratus orang dinyatakan positif terinfeksi SARS-CoV-2.
Meski gelombang kedua disebut-sebut sedang menerjang, namun Tiongkok mulai melongarkan banyak pembatasan kegiatan demi selamatnya ekonomi.
Di wilayah dengan resiko infeksi rendah seperti Shanghai, Hanzhou, dan Guilin, bioskop-bioskop kembali dibuka setelah berbulan-bulan lamanya berhenti menayangkan film.
Penggunaan masker, jarak sosial, dan pengukuran suhu tubuh tetap jadi hal wajib di masa Adaptasi Kebiasaan Baru di Negeri Tirai Bambu itu. Aktivitas ekonomi mereka juga diramalkan akan pulih secara bertahap.
Tiongkok telah melaporkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,2% pada kuartal terkahir pasca berakhirnya karantina wilayah dan pabrik serta toko-toko dibuka kembali.
Data terbaru kasus corona di negara ini mencatat 83.693 kasus konfirmasi, 4.634 kasus meninggal, dan 78.817 pasien dinyatakan sembuh. [*]