Ukraina Diserang Rusia, Dubes Ukraina Minta Indonesia Bersuara
“Kita ingin bangsa Indonesia bersama kami, Indonesia sekarang bukan hanya pemimpin regional, bukan hanya pemimpin ASEAN, tapi saya katakan akan menjadi kekuatan dunia yang mempunyai pengaruh di Asia Tenggara dan global”
JAKARTA – Pasukan Rusia melancarkan serangan ke Ukraina atas perintah Presiden Vladimir Putin , yang mengumumkan “operasi militer khusus” saat fajar. Atas kejadian itu, Ukraina mendorong Indonesia bersuara, sebab suara Indonesia bakal didengar semua pihak.
Dubes Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, awalnya bercerita mengenai perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Karena itu pula dirinya sangat mengagumi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Spirit bangsa Indonesia tentang kebebasan, kemauan, kesiapan Indonesia untuk mempertahankan tanah airnya, berjuang untuk tanah airnya, untuk menjadi merdeka, untuk bebas, untuk memastikan tujuan mereka, masa depan mereka masa depan untuk anak-anak mereka,” ujarnya, dalam jumpa pers virtual, Kamis (24/2/2022).
Dia mengaku, nantinya kerap menceritakan spirit bangsa Indonesia ke Ukraina. “Saya mengagumi spirit Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, semangat para pahlawan Indonesia dan, percayalah, saya menyampaikan pesan ini ke Ukraina setiap waktu dan Ukraina tahu ini,” katanya.
Vasyl mengatakan, Indonesia bukan hanya pemimpin region, tapi juga berpengaruh di dunia. Karena itu, berharap Indonesia dapat menyampaikan sikapnya mengenai kondisi terkini.
“Kita ingin bangsa Indonesia bersama kami, Indonesia sekarang bukan hanya pemimpin regional, bukan hanya pemimpin ASEAN, tapi saya katakan akan menjadi kekuatan dunia yang mempunyai pengaruh di Asia Tenggara dan global,” katanya.
“Saya pikir, jika Indonesia bersuara, tidak ada seorang pun, tidak ada negara, tidak region mana pun, tidak ada pemimpin mana pun yang akan mengabaikannya. Apa yang kami benar-benar harapkan dari Indonesia untuk bersuara dengan lantang dan percaya diri,” lanjut dia.
Rusia Luncurkan Serangan
Sebelumnya, Pasukan Rusia melancarkan serangan ke Ukraina, setelah beberapa menit pidato singkat Presiden Putin berakhir, yang disiarkan di televisi.
“Sekitar pukul 5 pagi waktu Ukraina, ledakan terdengar di dekat kota-kota besar Ukraina, termasuk ibu kota, Kyiv,” tulis theguardian, Kamis (24/2).
Cakupan serangan Rusia tampaknya sangat besar. Kementerian Dalam Negeri Ukraina melaporkan bahwa negara itu diserang dari rudal jelajah dan balistik, dengan Rusia tampaknya menargetkan infrastruktur di dekat kota-kota besar seperti Kyiv, Kharkiv, Mariupol dan Dnipro.
Seorang penasihat senior kementerian dalam negeri Ukraina mengatakan, pasukan Rusia sepertinya bakal bergerak ke Kharkiv, yang berjarak sekitar 20 mil dari perbatasan.
“Penduduk setempat di Kyiv mencari perlindungan di tempat perlindungan bom ketika ledakan terdengar di luar kota,” katanya.
“Putin baru saja meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba. “Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang. Ini adalah perang agresi. Ukraina akan mempertahankan diri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin. Waktunya untuk bertindak adalah sekarang.”
Dalam upaya untuk membenarkan serangan itu, Putin mengklaim “Sebuah anti-Rusia yang bermusuhan sedang dibuat di tanah bersejarah kami.”
“Kami telah mengambil keputusan untuk melakukan operasi militer khusus,” katanya, yang sama dengan deklarasi perang.
Putin mengklaim aksi tersebut merupakan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, menggemakan tema propaganda Kremlin, klaim palsu bahwa pemerintah Kyiv dikendalikan oleh sayap kanan.
“Kami tidak bermaksud untuk menduduki Ukraina,” katanya.
Tak hanya itu, Putin juga memperingatkan negara-negara lain yang ikut campur dalam serangan Rusia tersebut
“Kepada siapa pun yang akan mempertimbangkan untuk ikut campur dari luar: jika Anda melakukannya, Anda akan menghadapi konsekuensi yang lebih besar daripada yang pernah Anda hadapi dalam sejarah. Semua keputusan yang relevan telah diambil. Saya harap Anda mendengar saya,” ujar dia.