CrispyMoron

Perbudakan Monyet Untuk Supermarket di Inggris

Organisasi hak azasi untuk hewan atau People for the Ethical Treatment of Animals  (PETA) menemukan delapan peternakan di Thailand yang memperbudak monyet kuncir sebagai tenaga kerja untuk menghasilkan produk yang diekspor secara global.

Diberitakan oleh Mirror (3/7/2020), monyet kuncir atau beruk (Macaca Nemestrina) ditangkap dari habitatnya kemudian dijinakan dan dilatih untuk memetik sekitar 1000 butir kelapa untuk diolah menjadi santan.

Agar tidak lepas monyet-monyet itu dipasang tambang atau rantai dan dipaksa bekerja setiap hari.

PETA mengatakan mereka menemukan ‘sekolah monyet’ sebagai tempat hewan-hewan tersebut dilatih untuk memetik buah dan keterampilan lainnya seperti naik sepedah atau bermain basket untuk menghibur wisatawan.

Lembaga amal itu mengatakan sebagian diantara hewan-hewan di fasilitas pelatihan tersebut ditangkap secara ilegal sejak bayi, sehingga kerap memperlihatkan perilaku stereotip yang menunjukkan adanya tekanan ekstrem yang mereka terima.

Penyelidik menemukan bahwa beruk-beruk itu tidak mendapat perlakuan yang layak. Selain berada dilingkungan yang kotor, mereka juga dirantai atau dikurung di kandang. Untuk menghindari gigitan, maka gigi binatang itu dicabut.

“Hewan-hewan yang sangat cerdas ini tidak diberi stimulasi psikologis, persahabatan, kebebasan, dan segala sesuatu yang membuat hidupnya layak untuk dijalani.” Kata Elisa Allen, direktur PETA.

PETA menyerukan untuk tidak mendukung penggunaan perbudakan monyet dengan cara menghindari produk kelapa dari Thailand.

Mengetahui hal itu, sejumlah supermarket di Inggris segera memboikot dengan mengeluarkan semua produk air kelapa dan minyak dari rak-rak mereka.

Supermarket Waitrose dan Tesco  berjanji untuk tidak menjual barang-barang yang menggunakan tenaga monyet.

“Saatnya semua supermarket melakukan hal yang sama.” Kata Carrie Symonds, Aktivis dan tunangan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Pihak dari Supermarket Asda pun mendukung seruan PETA. Mereka tidak akan mentolerir segala bentuk penyalahgunaan hewan dalam rantai pasokan makanannya.

Berkat kampanye yang gencar dan dilandasi rasa ‘perikebinatangan’, akhirnya semua supermarket di Inggris melakukan hal yang sama. [ ]

Back to top button