Oikos

Jika Ukraina Versus Rusia Jadi Perang Ini Imbasnya Terhadap Indonesia

Belum lagi, kekhawatiran pasar terhadap kenaikan inflasi juga meningkat di kalangan pelaku pasar. Jika inflasi terjadi secara berlebihan, sudah pasti bakal menekan pertumbuhan ekonomi.

JERNIH-Panasnya hubungan antara Ukraina dan Rusia, membuat pasar khawatir terhadap kemungkinan terjadinya perang di wilayah perbatasan kedua negara.

Akhir pekan lalu, Pemerintah Amerika Serikat sudah memperingatkan warganya yang tinggal di Ukraina segera meninggalkan negara tersebut, karena Rusia dikabarkan akan segera melakukan penyerangan. Jika ini terjadi, kemungkinan konflik bakal membesar dengan melibatkan negara-negara NATO, hingga mendorong pelemahan ekonomi global.

Belum lagi, kekhawatiran pasar terhadap kenaikan inflasi juga meningkat di kalangan pelaku pasar. Jika inflasi terjadi secara berlebihan, sudah pasti bakal menekan pertumbuhan ekonomi.

Harga minyak mentah dunia pun, dikabarkan sudah mengalami kenaikan dengan kekhawatiran terjadinya perang dan berakibat menjadi penyumbang terhadap kenaikan inflasi global.

Ariston Tjendra, Analis Pasar Uang memperkirakan, dengan kondisi global yang seperti itu, nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS juga akan tergerus. Apalagi, moneter AS sudah mengeluarkan kebijakan pengetatan yang agresif.

Di sisi lain, data inflasi konsumen AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan kenaikan yang konsisten, hingga kebijakan pengetatan moneter negeri Paman Sam yang agresif mendorong penguatan dolar negara itu ke depannya.

Sementara di dalam negeri, kasus Covid-19 yang terus mengalami kenaikan bakal menjadi faktor internal tertekannya aktifitas perekonomian hingga rupiah berpotensi melorot ke arah Rp 14.000 menghadapi dollar AS dengan potensi dukungan hingga Rp 14.330 per dolar AS.

Back to top button