Spiritus

Sabar Menghadapi Musibah

Nabi Muhammad Saw, menyatakan, setiap Mu’min yang ditimpa musibah, akan menjadi pahala atau “kafarat” (penebusan) bagi dosa-dosanya. Termasuk musibah tertusuk duri sekalipun (hadis riwayat Ath Thabarani). 

Oleh  :  Usep Romli HM

JERNIH– “Dan sesungguhnya, Kami akan memberi cobaan kepada kalian dengan ketakutan, kelaparan,kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu  orang-orang yang jika ditimpa musibah, mengucapkan “sesungguhnya kami berasal dari Allah, dan kepadaNya kami akan kembali”. Mereka itulah yang mendapat ampunan dan rahmat dari  Rabbnya dan mereka mendapat petunjuk.”(Q.S Al Baqarah : 155-157).

Segala musibah, cobaan dan bencana, berasal dari Allah SWT. Tujuannya, untuk menguji keimanan setiap orang. Maka kepada orang-orang yang ditimpa musibah, harus disampaikan berita gembira, karena mereka termasuk golongan sabar. Yaitu mereka yang menyadari posisi diri berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya. Mereka pula mendapat jaminan ampunan, rahmat dan petunjuk ke arah jalan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Usep Romli HM

Dalam kaitan ayat di atas, Nabi Muhammad Saw, menyatakan, setiap Mu’min yang ditimpa musibah, akan menjadi pahala atau “kafarat” (penebusan) bagi dosa-dosanya. Termasuk musibah tertusuk duri sekalipun (hadis riwayat Ath Thabarani). 

Juga beliau mencontohkan, setiap yang mendapat musibah, mengucapkan “istirja”. Yaitu “innalillahi wa inna ilaihi roji’un”. Disambung do’a “Allohumma ajirni fi musibati wahlufliy minha”.Semoga Alloh melindungi dari musibah dan mengganti dengan lebih baik dari yang lenyap akibat musibah itu (hadis riwayat Imam Bukhari).

Jenis-jenis musibah yang disebutkan dalam Q.S. Al Baqarah : 155-157, adalah ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Ini tampak nyata dalam beberapa peristiwa musibah zaman sekarang. Di semua tempat ditimpa musibah (banjir. Logsor, gempa bumi, penyakit,dll), semua korban merasa ketakutan. Derita kelaparan, kehilangan harta dan jiwa, serta bahan pangan, tampak jelas di depan mata.

Solidaritas dari para dermawan tentu sangat diharapkan. Selain bermanfaat bagi para korban musibah, juga bagi dirinya. Orang yang suka menolong kesulitan orang lain, akan mendapat pertolongan dari Allah SWT.

Sabda Nabi Saw : “Allah selalu menolong hambaNya, selama hambaNya suka menolong saudaranya” dan “barang siapa melapangkan kesulitan orang lain yang ditimpa kesulitan di dunia, maka Allah akan melapangkan kesulitannya di hari kiamat.” (Hadits riwayat Imam Ahmad).

Sehingga dengan adanya bencana, terbukalah jalan kebaikan dan kebajikan, bagi semua pihak. Baik bagi yang ditimpa bencana yang akan mendapat ampunan, rahmat dan petunjuk ke jalan lurus. Maupun bagi yang menolongnya, yang akan mendapat ganjaran pertolongan dari Allah SWT dan dilapangkan kesulitannya di hari kiamat kelak.

Namun, ada juga   sebagian orang yang tertimpa musibah, tidak menerimanya dengan kesabaran. Hanya ketika mendapat cobaan dengan kemuliaan dan kenikmatan, mereka merasa dimuliakan oleh Allah SWT. Namun ketika mendapat cobaan dengan kekurangan, mereka mengeluh, merasa dihinakan oleh Allah SWT (Q.s.Al Fajr : 1-16).

Padahal, berkeluh-kesah tidak akan mengubah ketetapan Allah SWT yang telah menimpakan musibah. Tidak akan mengubah asal-usul dan bentuk musibah tersebut. Pilihan Allah SWT justru yang paling baik dengan memberi peluang kepada para penderita musibah untuk sabar. Sebab sabar menghadapi musibah merupakan dasar untuk meningkat kepada pencapaian ampunan, rahmat dan petunjuk kepada kebaikan di dunia dan akhirat.

Firman Allah SWT : “Barang siapa yang benar-benar sabar dan penuh maaf, termasuk perkara yang diutamakan.” (Q.S Asy Syu’aro : 43). [  ]

*Semasa hidup, almarhum adalah wartawan, sastrawan dan pengelola pesantren. Semoga tulisan ini menjadi amal jariyah almarhum.

Back to top button