Veritas

Italia dan Spanyol Catatkan Angka Kematian Tertinggi dalam Sehari

Lebih dari 1,2 juta orang Iran mengabaikan anjuran pemerintah, ulama dan otoritas lokal untuk tinggal di rumah. Mereka turun ke jalan-jalan negara itu pada  awal tahun baru Iran

MADRID– Italia dan Spanyol sama-sama melaporkan angka kematian tertinggi dalam satu hari akibat virus corona. Di Jerman, 83 juta warga Jerman diperingatkan bahwa mereka akan dikurung di rumah-rumah mereka pada Senin mendatang (lockdown) jika mereka gagal berperilaku yang menunjukkan tanggung jawab akhir pekan ini.

Pemerintah negara-negara Eropa kian meningkatkan pembatasan yang ketat untuk mengekang penyebaran virus corona. Pihak berwenang di Roma pada Jumat (20/3)  mengumumkan 5.986 kasus baru dan mencatat 627 kematian baru, meningkatkan total infeksi menjadi 47.021 orang dengan 4.032 kematian.

Di Spanyol, angka kematian naik menjadi 1.002, peningkatan tertinggi yang pernah terjadi, yakni 235 orang meninggal dalam 24 jam. Statistik terakhir menunjukkan adanya 19.980 kasus yang terkonfirmasi di seluruh negeri, lebih dari sepertiganya terjadi di Madrid. Tentara khusus akan membantu mendesinfeksi rumah perawatan setelah virus tersebut merenggut lebih dari 50 nyawa di fasilitas perawatan lansia di seluruh wilayah.

Italia mencatatkan angka kematian tertinggi, kemarin, melampaui Cina

Tentara, yang sudah dikerahkan di Italia utara untuk membantu pengangkutan ratusan mayat yang tertumpuk di pemakaman, juga akan digunakan untuk membantu polisi melakukan lockdown di Lombardy. “Permintaan untuk menggunakan tentara diterima dan 114 tentara akan turun,” kata pejabat regional Attilio Fontana. “Itu tentu tidak cukup, tetapi tetap positif.”

Helge Braun, kepala staf secretariat Angela Merkel, memperingatkan bahwa penutupan total–seperti yang berlaku di Italia, Spanyol dan Prancis, akan segera diberlakukan di Jerman. “Kami akan melihat perilaku orang-orang akhir pekan ini,” kata Braun kepada majalah der Spiegel.

“Sabtu adalah hari yang menentukan, dan kami akan terus mencermati hal itu.” Dia mengatakan, Kanselir akan mengadakan konferensi jarak jauh dengan perdana menteri negara bagian pada hari Minggu.

Sejauh ini, pandemi virus Corona telah menginfeksi lebih dari 255.000 orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 10.400, sebagaimana dilaporkan Universitas Johns Hopkins. Italia pada Kamis (19/3) lalu menyalip Cina sebagai pusat wabah terbesar, di saat pihak berwenang di Beijing pada Jumat (20/3) melaporkan tidak ada lagi kasus baru yang telah berjalan di hari kedua.

Di Spanyol, otoritas kesehatan negara itu memperingatkan bahwa puncak krisis masih beberapa hari lagi. Sementara pekerja garis depan penanggulangan virus ini menggambarkan rumah sakit sudah beroperasi di ambang kapasitas, dengan kekurangan alat pelindung, seperti masker dan sarung tangan, yang sangat parah.

“Situasi saat ini di rumah sakit di Madrid sangat genting,” kata Hernngela Hernández dari Asosiasi Dokter dan Profesional di Madrid. “Sistem perawatan kesehatan dalam kondisi waspada.” Menteri Kesehatan Spanyol telah menjanjikan bala bantuan, termasuk mahasiswa kedokteran dan dokter yang baru saja pensiun.

Di luar Eropa, lebih dari 1,2 juta warga Iran mengabaikan anjuran pemerintah, ulama dan otoritas lokal untuk tinggal di rumah. Mereka turun ke jalan-jalan negara itu pada awal tahun baru Iran. Iran pada hari Jumat melaporkan 149 kematian baru, membuat total kematian menjadi 1.433 dan 19.644 kasus terkonfirmasi. Afrika Selatan mengatakan kasus yang dikonfirmasi di negeri itu telah meningkat menjadi 202, menjadi yang terbesar di wilayah sub-Sahara. Pemerintah Tunisia telah mengumumkan pemberlakuan lock down.

Pemeriksaan ketat dilakukan oleh tentara, senyampang pemberlakuan lockdown di kota-kota Italia

Di Austria, dilaporakan lebih dari 2.200 kasus virus korona dan enam kematian. Kanselir Sebastian Kurz mengatakan pada hari Jumat, tanda-tanda yang ada kini membesarkan hati, tetapi negara itu harus terus “tetap berada pada langkah-langkah yang telah diambil sebelumnya”. “Pegang erat-erat,” kata Kurz. “Kita tidak boleh melambat.”

Di Prancis, yang pada hari Jumat melaporkan 12.612 kasus dan 450 kematian, Presiden Emmanuel Macron mengatakan negara itu masih berada di awal krisis. “Kita benar pada awalnya,” kata Macron. “Kita telah mengambil langkah luar biasa untuk menyerap gelombang pertama ini, tetapi kita telah memulai perang melawan virus. Kita harus bereaksi keras, dan mengatur ulang diri kita terus-menerus.” [The Guardian]

Back to top button