Veritas

Kisah Pertemuan Dua Penggali Kubur Dinasti Pahlevi

Suatu hari di tahun 1963 di sebuah rumah sederhana di Qom, kota suci Shiah di Iran, Ayatollah Rohullah Khomeini kedatangan sejumlah pengagumnya. Salah satunya Jalal Al-e Ahmad — intelektual terkemuka Iran tahun 1960-an.

Khomeini, menurut Scott Abrahamson dalam The Iranian Intellectual Who Inspired The Islamic Revolution and Admired Israel, mengawali pembicaraan. Al-e Ahmadi memberi mengutarakan pemikirannya.

Pertemuan Khomeini dan Al-e Ahmad adalah yang kali pertama dan terakhir, dan hanya berlangsung 15 menit. Namun, itulah pertemuan antara ulama-intelektual yang mengubah masa depan Iran.

Jalal Al-e Ahmad bukan Muslim yang taat. Hari-harinya lebih kerap diisi dengan vodka ketimbang doa. Namun sejarah penulis Revolusi Iran dan biografi Khomeini menempatkannya di posisi terhormat.

Al-e Ahmad melakukan pencarian yang menentukan tentang keaslian Islam (Shiah – red) dalam masyarakat Iran, dengan pamplet Gharbzadegi atau Wesfoxification. Ia kali pertama mempopulerkannya tahun 1962.

Gharbzadegi, dalam penilaian seorang sarjana Barat, adalah orang Iran yang ‘memeluk’ Barat dan menjadi tasing bagi dirinya sendiri, tidak setia dan menipu orang lain.

Lebih buruk lagi, orang-orang Iran yang terkena penyakit Gharbzadegi tidak hanya curang tapi juga ‘berpenyakit’. Jika Barat adalah racun yang digunakan orang Iran untuk meracuni diri sendiri, Islam adalah penawarnya.

Gharbzadegi, dengan uraian Al-e Ahmad yang panjang, menjadi ‘kitab suci’ gerakan Revolusi Iran. Ia meninggal sepuluh tahun sebelum Shah Iran tumbang dan malarikan diri. Saat itu usianya 46 tahun.

Resonansi Gharbzadegi masih terasa sampai saat ini. Bentuk yang paling nyata, ketidak-tundukan Iran pada tekanan AS dalam bentuk apa pun. Gharbzadegi seolah tidak pernah mati, kendati Iran menghadapi embargo ekonomi Barat sekian puluh tahun.

Al-e Ahmadi juga tidak pernah mati. Nama Al-e Ahmadi menjadi nama jalan tol dan hadiah sastra. Wajahnya terdapat di perangko Warisannya dihormati.

Pertemuan di Qom tahun 1963 itu dicatat sejarawan sebagai perjumpaan dua penggali kubur Dinasti Pahlevi. Orang-orang dekat Khomeini mengatakan selama tahun-tahun di pengasingan, sang ulama kerap memuji Al-e Ahmadi.

Ironi Sejarah

Sejarah adalah ironi. Itulah yang sebenarnya terjadi dalam pertemuan 15 menit antara Khomeini dan Al-e Ahmadi.

Khomeini memulai ‘perang’ turban vs mahkota dengan mengkritik keputusan Shah Iran bekerja sama dengan Israel. Pada 3 Juni 1963, Khomeini melancarkan pertanyaan; Apakah Shah seorang Israel? Lalu dilanjutkan dengan pernyataan; “Raja kita adalah seorang Yahudi Kafir.

Tak perlu perlu waktu lama bagi Shah Iran untuk merespon kritik Khomeini. Sang Imam segera dibawa ke penjara. Pada 5 Juni, atau tanggal 15 bulan Khordad dalam penanggalan Persia, terjadi kerusuhan. Pasukan Shah Iran merespon aksi demo dengan berondongan senjata.

Ayatollah Khomeini berkata lagi; “Israel tidak ingin Al Quran ada di negara ini.”

Khomeini ‘membenci’ Israel dan memerangi Shah Iran karena bekerja sama dengan negara Yahudi itu. Saat yang sama Al-e Ahmadi mengunjungi Tel Aviv sebagai tamu resmi pemerintah Israel. Ia mengagumi Israel.

Kekaguan Al-e Ahmadi tercermin dalam dokumentasi perjalanannya ke negeri Yahudi itu, yang diterbitkan tahun 1964. Tahun 1984, muncul terbitan edisi lengkapnya. Baru-baru ini buku itu diterbitkan lagi oleh Restless Books dengan judul The Israel Republic.

Dalam buku itu, Al-e Ahmadi memuji Israel sebagai negara tempat Tuhan sebagai truster, dan pemerintah trustee. Bahkan Al-e Ahmadi melangkah lebih jauh dengan menggunakan kata velayet , kata dalam Bahasa Persia yang berasal dari Arab, yang artinya negara sebagai kepercayaan politik.

Lebih provokatif lagi, Al-e Ahmadi membayangkan Israel sebagai negara Islam ideal, sebuah negara dengan pemimpin yang dipandu Tuhan, bukan ulama atau nabi.

Apakah Khomeini tahu semua itu? Hanya orang-orang dekat sang imam yang bisa menjawab pertanyaan ini. Yang pasti, Al-e Ahmadi adalah bagian penting Revolusi Islam Iran, lebih dari siapa pun.

Back to top button