India Blokir Aplikasi Cina, Xi Jinping Serukan Militer Siap Perang
Menyusul larangan tersebut, perusahaan Cina telah mengalami kerugian besar, dengan proyeksi 6 miliar dolar AS hanya untuk satu perusahaan (ByteDance). Selain itu, beberapa perusahaan China telah mulai memberhentikan tenaga kerja lokalnya di India
JERNIH—Kalau untuk urusan dagang, orang Cina konon gampang meradang. Pemerintah Cina bereaksi keras terhadap keputusan India untuk melarang 43 lebih aplikasi seluler, sehingga total menjadi 267 aplikasi sejak Juni 2020.
Pada Rabu (25/11) lalu, Beijing menentang langkah tersebut dengan mengatakan bahwa larangan tersebut sengaja diberlakukan dengan dalih keamanan nasional. Senyampang itu Xi Jinping meminta militer Cina untuk memperkuat pelatihan dan kesiapsiagaan perang.
Selama pertemuan Komisi Militer Pusat, Xi memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) untuk bersiap-siap berperang dan meningkatkan kewaspadaan. “(Dia) mendesak militer untuk meningkatkan kemampuan tempur mereka yang sebenarnya melalui pelatihan, dan mempercepat pembangunan pasukan tempur baru dan sistem pelatihan untuk lebih membebaskan dan mengembangkan kemampuan tempurnya,” kata CGTN dalam laporannya.
Menyusul larangan tersebut, perusahaan Cina telah mengalami kerugian besar, dengan proyeksi 6 miliar dolar AS hanya untuk satu perusahaan (ByteDance). Selain itu, beberapa perusahaan China telah mulai memberhentikan tenaga kerja lokalnya di India, sebuah langkah yang dapat dikaitkan dengan keputusan New Delhi untuk membatasi penggunaan aplikasi Cina. Anak perusahaan Alibaba, UC Web, telah menutup layanannya di negara itu, yang menyebabkan PHK di kantor Gurugram dan Mumbai, sebagaimana dilaporkan EurAsian Times.
Sementara itu, perusahaan India menyambut baik larangan aplikasi pemerintah, yang pada dasarnya telah mendorong pesaing asing mereka keluar dari negara tersebut, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih “aman dan oportunistik” di dalam negeri.
Cina, bagaimanapun, menegaskan kembali bahwa pendekatan India “diskriminatif” dan merupakan pelanggaran aturan yang ditetapkan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, mengatakan,“Selama empat kali sejak Juni, India telah memberlakukan pembatasan pada aplikasi ponsel Cina dengan dalih keamanan nasional. Langkah-langkah ini melanggar prinsip pasar dan aturan WTO, serta sangat merugikan hak dan kepentingan sah perusahaan Cina. Cina dengan tegas menolak.”
Situs Global Times milik pemerintah Cina juga mengkritik langkah India, dengan menyatakan bahwa “tindakan keras India terhadap aplikasi seluler Cina tampaknya menandakan bahwa pemanjaan mentalitas proteksionis negara itu menyebar dari manufaktur kelas bawah ke sektor teknologi.”
Tampaknya India memukul Cina di tempat yang paling menyakitkan, dan dapat melihat dominasi jangka pendek di bidang ekonomi. Namun EurAsian Times mencatat, pemerintah India juga perlu meningkatkan industri lokal untuk menyamai kehebatan manufaktur Cina, yang tanpanya keputusan semacam itu justru dapat merugikan lingkungan bisnis India dalam jangka panjang. [EurAsian Times/Global Times]