Indonesia-Taiwan Rundingkan Sebelas Komponen Biaya Pekerja Migran
- Indonesia, sesuai peraturan baru, mengajukan sebelas komponen biaya pekerja migran yang ditanggung majikan.
- Taiwan menolak keras, dan berusaha mencari sumber tenaga kerja baru dari Asia Tenggara.
- Pekerja migran Indonesia melirik Jepang dan Korea Saltan, karena gaji di kedua negara ini lebih menjanjikan.
JERNIH — Indonesia dan Taiwan pekan ini mempersiapkan pertemuan untuk merundingkan sebelah komponen biaya pekerja migran yang akan menjadi beban tambahan majikan.
Situs taiwannews.com.tw memberitakan perundingan akan digelar sebelum akhir Desember 2020. Pembicaraan akan fokus pada komponen biaya tambahan bagi pekerja migran, yang mencakup sebelas jenis; tiket penerbangan, layanan perantara, aplikasi visa, kesehatan pekerja, dan lainnya.
Indonesia mengumumkan sebelas komponen biaya tambahan, Juli 2020, dalam aturan baru untuk pekerja migran. Taiwan menolak keras aturan itu.
Li San-quei, wakil menteri tenaga kerja Taiwan, mengatakan subyek lain yang juga akan dibahas adalah upah, dengan mempertimbangkan pasar pekerja migran.
Taiwan mengakui propek gaji jauh lebih tinggi di Jepang dan Korea Selatan, membuat Taiwan berada dalam posisi yang buruk di meja perundingan. Namun, kata Li San-quei, Taiwan tidak akan menerima setiap persyaratan yang diminta Indonesia.
Taiwan menghentikan aliran masuk pekerja migran dari Indonesia sejak 2 Desember 2020 akibat pandemi Covid-19. Akibatnya, populasi manula di Taiwan menderita hebat karena ketiadaan pengurus mereka dari Indonesia,
Kini, Taiwan mencari sumber tenaga kerja baru dari Asia Tenggara. Di sisi lain, pekerja migran Indonesia mulai melirik Korea Selatan dan Jepang, yang menjanjikan gaji lebih baik.