Crispy

Ukraina Klaim Lebih dari Satu Juta Warga Wilayah yang Diklaim Rusia Siap Menyerah

Danilov juga mencatat bahwa militer telah mempelajari cara menembak jatuh drone kamikaze Shahed-136/131 buatan Iran, yang digunakan Rusia. “Mereka memiliki drone Shahed, tetapi saya ingin mencatat bahwa kami telah belajar untuk melawan mereka. Kecuali ada semacam force majeure, baru-baru ini ada kasus ketika kami menembak jatuh 100 persen dari yang mereka luncurkan,”kata dia.

JERNIH–Lebih dari 1.200.000 orang, kebanyakan dari mereka tinggal di wilayah yang diklaim sebagai bagian dari Federasi Rusia, telah menggunakan aplikasi buatan Ukraina, “Hochu zhit” alias “I Want to Live” [“Saya Ingin Hidup”]. Aplikasi itu membuka kesempatan kepada tentara Rusia bila mereka ingin menyerah.

Hal tersebut dinyatakan Andrii Yusov, juru bicara Intelijen Pertahanan Kementerian Pertahanan Ukraina, dalam siaran berita radio. “Lebih dari 1.200.000 orang telah menggunakan sumber informasi dari proyek ‘I Want To Live‘,” kata Yusov. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang berada di wilayah yang diklaim sebagai bagian dari Federasi Rusia.

Yusov sendiri menyadari, saat ini yang utama bukanlah niat untuk menyerah. “Tetapi orang-orang mencari tahu bagaimana mereka dan kerabat mereka dapat menyelamatkan hidup dalam perang yang disulut diktator Putin,”kata Yusov.

Kepada media Ukraina, Ukrainska Pravda, Yusov mengatakan, setiap hari lebih dari 100 orang melakukan kontak melalui hotline proyek, chatbot, dan sarana komunikasi lainnya. “Ada hasil yang cukup besar. Banyak individu Rusia yang menyerah, bahkan pernah seluruh divisi. Ini bukan hanya personel pasukan biasa, tetapi juga para perwira. Tapi yang paling (ikut) adalah mereka yang dimobilisasi. Mereka itu orang-orang yang tidak tahu apa yang (harus) mereka lakukan dalam perang melawan Ukraina, atau mengapa mereka ada di sini,” kata Yusov.

Proyek nasional Ukraina “I Want To Live” adalah proyek nasional Ukraina yang bertujuan membantu tentara Rusia menyerah secara aman kepada Angkatan Bersenjata Ukraina. Pihak Ukraina pada 4 Oktober lalu juga mengklaim selama beberapa pekan lebih dari 2.000 tentara Rusia telah menghubungi mereka untuk meminta kesempatan menyerah.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, percaya bahwa Rusia memiliki cukup stok rudal untuk tiga hingga empat serangan. Tetapi setelah itu mereka akan kehabisan semua stok.

“Jika Anda menghitung serangan besar-besaran yang telah terjadi, maka sisa rudal mereka maksimal untuk dua atau tiga, mungkin empat serangan lagi. Kemudian mereka akan sepenuhnya tanpa rudal,” kata Danilov kepada Ukrainska Pravda.

Menurut Danilov, Rusia telah melewati batas jumlah serangan yang seharusnya mereka pertahankan menurut praktik normal. Namun, dia menyebutkan bahwa Rusia masih memiliki rudal S-300 di gudang senjata mereka.

Danilov juga mencatat bahwa militer telah mempelajari cara menembak jatuh drone kamikaze Shahed-136/131 buatan Iran, yang digunakan Rusia. “Mereka memiliki drone Shahed, tetapi saya ingin mencatat bahwa kami telah belajar untuk melawan mereka. Kecuali ada semacam force majeure, baru-baru ini ada kasus ketika kami menembak jatuh 100 persen dari yang mereka luncurkan,”kata dia.

Pada 16 Desember, Rusia meluncurkan 76 rudal ke Ukraina, termasuk 72 rudal jelajah. Menurut data Danilov, pasukan pertahanan udara Ukraina menjatuhkan 60 dari rudal tersebut. [Ukrainska Pravda]

Back to top button